Opini

19 Tahun NU Online: Bergelut di Dunia Maya, Tak Lupa Pijakan Tradisi

Sel, 12 Juli 2022 | 16:00 WIB

19 Tahun NU Online: Bergelut di Dunia Maya, Tak Lupa Pijakan Tradisi

Harlah ke-19 NU Online

Sebelum menjadi Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf mengunjungi berbagai wilayah di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Ia menemui sejumlah pihak dan stakeholders untuk memperbincangkan banyak hal terkait bangsa serta masa depan NU setelah usianya satu abad. Gus Yahya, sapaan akrabnya, mendudukkan masalah; menyamakan dan menajamkan persepsi; lalu menganalisis dan menawarkan jalan keluar.


Salah satu hal penting yang jadi ihtitam Gus Yahya adalah mengajak para pengurus, kader, dan warga NU untuk memasuki gerbang dunia digital—dunia yang akan sangat besar pengaruhnya bagi kelanjutan dakwah ahlussunnah wal jamaah; dunia yang secara masif telah memaksa semua orang, siap atau tidak, mau atau menolak, terbawa arus.


Maka, setelah terbentuk lembaga-lembaga dan badan khusus sebagai alat kelengkapan PBNU, Gus Yahya secara khusus memberi atensi besar kepada NU Online, platform digital yang digagas Ketua Umum PBNU 1999-2010, KH Hasyim Muzadi, lebih dari dua dekade silam. Di usia yang ke-19, NU Online menjadi avant garde NU dalam ranah digital. 


Belasan tahun lalu, ketika banyak orang NU belum akrab dengan dunia virtual, Gus Yahya sudah aktif berselancar di alam maya. Lewat portal teronggosong.id, Gus Yahya membawa NU ke dunia maya. Aktivisme ini digagas di sudut jalan pada sebuah kampung di Rembang, Jawa Tengah. Lalu lahir pula laman Mata air yang diampu Gus Mus, paman Gus Yahya, lewat gusmus.net.


Bersama dengan itu, NU Online mulai mengepakkan sayapnya. Pelan tapi pasti, portal yang kini jadi kebanggaan Nahdliyin ini menjelma sumber mata air bagi masyarakat muslim Nusantara. Ia membawa warna yang pekat, tegas, dan determinatif. Ia menjaga simbol amaliyah, ritual, dan sosial ahlussunnah wal jamaah Nusantara. Bersama media-media serupa yang berafiliasi dengan NU, NU Online kini ada di garis depan. 


Karena capaiannya itu, Gus Yahya menaruh harapan baru. Ia meminta NU Online mengembangkan diri, lalu memberinya tanggung jawab yang lebih serius: NU Online menjadi rumah besar bagi jamiyah dan jamaah di dunia virtual.


Super App dan Pergulatan Dunia Maya

Kini, NU Online tengah berinovasi dengan mengembangkan aplikasi super. NU Online Super App, nama aplikasi itu, adalah gudang dan bursa besar sekaligus marketplace of ideas bagi segenap warga NU.


Pengembangan layanan dalam super app akan menambahkan beban tanggung jawab yang tidak ringan. Identitas sebagai portal keislaman moderat yang khas Nusantara mesti tetap dijaga. Butuh sejumlah peningkatan di sisi hardware maupun software agar mampu istiqomah di garda depan dengan pengayaan fungsi yang akan dirasakan langsung oleh jamaah an nahdliyah. 


Kini dunia digital melompat jauh hingga masuk forum metaverse. Dalam beberapa periode ke depan, perang ideologi akan dominan dan memenuhi ruang metaverse. Jika meleset dari spektrum ini, kita akan terpental ke pinggir. 


Karena itu, NU Online mesti membangun komunitas dunia mayanya dengan kekayaan tradisi yang sepanjang satu abad terakhir menjadi pijakan NU. NU Online adalah representasi besar dari gerakan diniyah Nahdlatul Ulama di alam nonmanual sebagaimana cita suci dan harapan mulia para muassis. 


Saat ini, di dunia maya, NU Online memasuki daerah MOBA (Multiplayer Online Battle Arena). Semangat satu abad induk organisasinya, yang kian teguh berbasis adagium al muhafadzatu ‘alal qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil aslah, bisa menjadi modal NU Online untuk berdialektika di tengah peradaban digital. Portal ini juga semakin siap mengarungi dunia maya melalui perang gagasan, pemikiran, dan wacana keagamaan.


Ishaq Zubaedi Raqib, Pemimpin Umum NU Online

Editor: Ivan Aulia Ahsan