Parlemen

Komisi X DPR Tuntut Panitia All England Transparan

Jum, 19 Maret 2021 | 14:15 WIB

Komisi X DPR Tuntut Panitia All England Transparan

Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Syaiful Huda. (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, NU Online

Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Syaiful Huda menyoroti peristiwa pebulutangkis Indonesia yang dipaksa mundur dari kejuaraan All England 2021 di Inggris. Ia menuntut pelaksana All England 2021 mengumumkan secara transparan terkait orang yang disebut terpapar Covid-19. Hal ini agar tidak menimbulkan banyak asumsi dalam masyarakat.


“Kita tuntut transparansi, betul tidak ada penumpang yang positif Covid-19. Itu harus dibuka secara publik. Siapa orangnya, dia ada di bangku seat berapa, dan seterusnya, supaya ajang All England ini tidak dinodai gara-gara tidak ada transparansi di publik terkait,” tegasnya, di Jakarta, Kamis (18/3).


Ia menilai keputusan yang diambil itu sangat tidak adil. Sebab para pebulutangkis Indonesia sebelumnya telah melakukan vaksinasi Covid-19. Bahkan juga sudah menjalani tes swab PCR dan hasilnya negatif.


“Kita sudah antisipasi sejak awal. Pemain kita sudah divaksinasi dan seterusnya (tes swab PCR negatif). Kami minta pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) turun tangan melakukan koordinasi dengan ofisial tim yang ada di sana untuk lobi dan meyakinkan itu,” kata Huda. 


Ia menyebut keputusan pihak penyelenggara All England sehingga membuat Tim Bulutangkis Indonesia mundur dari ajang kompetisi itu terdapat diskresi atau kebebasan mengambil keputusan menurut pertimbangannya sendiri. 


“Tentu (keputusan yang diambil) tidak fair  kalau tiba-tiba mereka digugurkan begitu saja. Karena itu, betul bahwa pemerintah Inggris punya aturan ketat terkait dengan itu, tapi saya kira pasti ada diskresi-diskresi, terlebih-lebih ini kompetisi yang sifatnya internasional,” tutur Huda.


Sebab Indonesia telah melakukan persiapan melalui vaksinasi Covid-19 terhadap para atlet. Fakta inilah yang harus dipertimbangkan agar perwakilan dari Indonesia bisa tetap mengikuti ajang kompetisi All England 2021 itu. Hal tersebut yang bisa dijadikan poin dari lobi pemerintah Indonesia. Menurut Huda, orang yang sudah divaksinasi akan memiliki kekebalan tubuh lebih setelah 28 hari pasca-vaksinasi.


“Poin dari lobi bahwa seluruh atlet Indonesia juga sudah divaksinasi, tingkat kekebalan vaksin kan kalau sudah lebih dari 28 hari kan dia sudah kebal sebenarnya. Saya kira pemerintah bisa menjadikan fakta-fakta ini. Fakta tentang kesehatan atlet kita yang sudah divaksinasi dan bisa menjadi pertimbangan,” ungkapnya.


Tindakan sepihak panitia All England yang mencoret semua pebulutangkis Indonesia itu sangat menyakitkan para atlet. Sebab keputusan panitia diambil dan diumumkan saat turnamen sedang berlangsung.


“Pengusiran paksa para atlet di tengah turnamen berlangsung tentu sangat menyakitkan. Para pemain tentu sangat kecewa,” ujar Huda.


Ia menambahkan, para atlet Indonesia telah datang jauh-jauh ke Inggris untuk mengikuti turnamen. Terdapat beberapa dari mereka yang sudah memenangkan pertandingan di babak pertama, tapi tidak boleh melanjutkan permainan di babak berikutnya.


Karenanya, Huda mengaku telah menyiapkan langkah khusus kepada para pemain. Langkah tersebut sangat diperlukan sehingga atlet bulutangkis Indonesia tidak mengalami trauma psikologis akibat peristiwa dipaksa mundur dari salah satu kejuaran bergengsi dunia itu.


“Kasus ini menjadi pelajaran bagaimana penyelenggara turnamen olahraga harus benar-benar memperhatikan regulasi Covid-19 di suatu negara. Saya akui, mengaku semua pihak tidak bisa menyalahkan pemerintah Inggris sebagai tempat penyelenggara turnamen. Sebab, Inggris memiliki regulasi ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19 di wilayah mereka,” terang Huda.


Huda menilai panitia atau pihak penyelenggara All England 2021 itulah yang mesti menyesuaikan standar operasional prosedur (SOP) dengan regulasi yang telah ditetapkan pemerintah Inggris. 


“Mereka seharusnya menyiapkan SOP sesuai dengan regulasi tersebut. Pun kita di Indonesia yang sedang menyiapkan turnamen olah raga seperti Piala Menpora. Saya berharap turnamen Menpora benar-benar memperhatikan regulasi dari pemerintah terkait protokol kesehatan,” ucapnya.


Penyesuaian antara SOP dan regulasi pemerintah mengenai protokol kesehatan itu menjadi sangat penting dilakukan agar kasus sebagaimana dialami Tim Indonesia di All England tidak terulang, yakni diberhentikan atau dipaksa mundur saat kompetisi sedang berlangsung.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad