Home Lapsus Warta Fragmen Quran New Keislaman Ramadhan Opini Tokoh Hikmah Download Kesehatan Lainnya Nasional Khutbah Cerpen Ubudiyah Daerah Sirah Nabawiyah Seni Budaya Internasional Risalah Redaksi Tafsir Hikmah Nikah/Keluarga Obituari Ramadhan Pustaka Humor

Tekan Impor, Legislator Dorong Pemerintah Berdayakan Produk Domestik

Tekan Impor, Legislator Dorong Pemerintah Berdayakan Produk Domestik
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Marwan Ja'far. (Foto: dpr.go.id)
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Marwan Ja'far. (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, NU Online

Kinerja serius pada sektor agrobisnis dan agroindustri dapat memberikan kontribusi besar bagi penguatan fondasi perekonomian bangsa. Hal itu berdasar pada pengalaman berbagai negara dalam mengelola empat sektornya, yakni pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan.


Melihat fakta tersebut, Marwan Ja’far, Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), mendorong pemerintah agar memberdayakan produk-produk domestik. Hal itu disampaikan oleh Marwan sebagaimana dirilis situs web resmi DPR RI pada Kamis (6/8).


Menurutnya, hal itu penting dilakukan sebagai langkah atau upaya untuk menekan impor dalam situasi yang masih dilanda pandemi Covid-19 seperti saat ini.


Lebih lanjut, Politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) tersebut menjelaskan bahwa pemberdayaan itu perlu dilakukan, khususnya pada produk bahan pangan seperti beras, gula, kedelai, dan bawang putih. Menurutnya, memprioritaskan pasokan barang sejenis di dalam negeri dapat menjadi cara untuk mengurangi impor komoditas serupa.


Upaya tersebut, lanjutnya, dapat mendorong bergeraknya ekonomi beberapa sektor riil atau produktif di masyarakat. Apalagi di masa pandemi ini, volume dan nilai impor beberapa komoditas pangan tidak berkurang atau sama seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19.


"Semestinya sektor-sektor semisal pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan, sejumlah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif sebagai produsen komoditas konsumsi pangan sangat berpeluang mengganti beberapa komoditas impor yang bernilai dan bervolume besar serta amat menguras devisa negara," ujar legislator kelahiran Pati, Jawa Tengah, 49 tahun yang lalu itu.


Lebih dari itu, sinergi kedua sektor dari hulu hingga hilir itu secara berkelanjutan juga hampir dipastikan bakal berpengaruh positif pada berbagai lini perekonomian.


“Mulai dari penyerapan tenaga kerja, masuknya sejumlah investor, memperkuat posisi cadangan devisa negara hingga berkontribusi signifikan terhadap penerimaan fiskal. Serta, pendapatan warga masyarakat maupun pertumbuhan ekonomi nasional," pungkas Menteri Desa, Pembangungan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2014-2016 itu.

 
Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad



Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

Terkait

Parlemen Lainnya

Rekomendasi

topik

Berita Lainnya

×