Nasional BULAN GUS DUR

Yenny Wahid: Gus Dur Bukan Sekadar Ayah, Dia Pemimpin Saya

Jum, 18 Desember 2020 | 01:00 WIB

Yenny Wahid: Gus Dur Bukan Sekadar Ayah, Dia Pemimpin Saya

Yenny Zannuba Wahid. (Foto: Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online
Putri kedua Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Zannuba Wahid atau biasa disapa Yenny Wahid, bercerita tentang sosok ayahnya pada Peluncuran Beasiswa Gus Dur untuk penulisan skripsi mahasiswa UIN Jakarta yang digelar Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Kamis (17/12). 


Yenny mengaku banyak mengambil ilmu dari sang ayah karena pemikirannya yang melampaui batas. Selain itu, gagasan Gus Dur memberikan banyak pencerahan karena selalu relevan dengan kondisi bangsa di masa lalu dan masa kini. Bahkan, dia menyebut sosok Gus Dur bukan sekadar ayah, tetapi pemimpin untuk dirinya sendiri. 


“Gus Dur bukan sekedar ayah, bukan sekedar bapak tapi juga pemimpin saya,” kata Yenny Wahid saat sambutan atas nama Direktur Wahid Foundation di hadapan Rektor dan Dekan FAH UIN Jakarta. 

 

Baca juga: Rektor UIN Jakarta: Gagasan Gus Dur Ada di Segala Aspek


Yenny menambahkan, pemikiran Gus Dur tidak melihat waktu, tempat, dan batasan wilayah. Ketika melakukan lawatan ke sejumlah negara, Yenny bertemu dengan para menteri. Bahkan, pemimpin negara. Banyak di antara mereka yang bercerita tentang sosok Gus Dur. Mereka mengaku terinspirasi dari pemikiran Gus Dur dalam berbagai hal. 


Ketika mendengar cerita-cerita itulah, Yenny merasa Gus Dur adalah aset yang perlu diteruskan perjuangannya oleh kalangan generasi muda saat ini. Warisan pemikiran dan gagasan Gus Dur tersebut sebisa mungkin harus bisa dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia. 
 

“Beliau aset bangsa dengan pemikiran-pemikiran beliau yang melampaui batasan-batasan teritorial atau geografis kita. Ketika pemikiran dihargai oleh orang lain, oleh bangsa lain, tentu ini harus dipandang sebuah aset,” tuturnya. 


Sebagai orang yang banyak mengambil ilmu dari Gus Dur, Yenny Wahid mengaku akan terus mempertahankan sikap-sikap Gus Dur yang telah diakui dunia internasional. Misalnya, dari sisi intelektualnya yang bagus, humor yang cemerlang, dan sosoknya yang rendah hati dan sabar. 


Selanjutnya, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta Saiful Umam menuturkan, intelektualitas Gus Dur yang sangat relevan terhadap berbagai isu harus dikembangkan. Karena itu, pihaknya sengaja menggandeng Wahid Foundation agar pada setiap tahunnya ada skripsi yang membahas ulasan pemikiran Gus Dur. 


Pria asal Pati Jawa Tengah ini menambahkan, jika tidak mengalami kendala, kerja sama itu akan dilakukannya sampai beberapa tahun ke depan. 


“Apakah perlu dipercepat, diperluas, atau dipersempit soal kerja sama ini nanti kita akan diskusikan lagi. Mudah-mudahan program ini dapat direspons secara positif,” ujar Doktor jebolan University of Hawaii Amerika Serikat ini. 


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Musthofa Asrori