Pustaka

Cara Mengkaji Sanad dan Matan Hadits untuk Kalangan Pemula

Kam, 5 Oktober 2023 | 20:45 WIB

Cara Mengkaji Sanad dan Matan Hadits untuk Kalangan Pemula

Cover buku Kritik Sanad dan Matan Hadis. (Foto: NU Online/Amin Nurhakim)

Tidak banyak orang yang menggeluti ilmu di bidang hadits apabila dibandingkan dengan ilmu lainnya. Akan tetapi semangat dalam mempelajari hadits dan ilmu hadits harus tetap disuarakan dan diperbaharui sesuai perkembangan zaman, tentunya tanpa mengubah pondasi-pondasi keilmuan di dalamnya yang sudah mapan.

 

Di antara cabang ilmu yang tidak banyak orang mendalaminya adalah kritik hadits, terlebih lagi kritik pada sanadnya. Keletihan dalam penelitian sanad hadits membuat sedikit orang yang mau menggelutinya dibandingkan mengkritisi dan meneliti matan atau isi haditsnya. Padahal, hadits sendiri tidak dapat diamalkan kecuali sudah diketahui keshahihannya, baik sanad maupun matannya.

 

Kendati demikian, bagi para pecinta hadits Nabi, kerumitan bukan alasan untuk meninggalkan bidang ilmu kritik hadits. Justru mereka menikmati setiap kerumitan dalam penelitian dirayah atau sanad hadits. Sehingga rasa lega dan puas akan muncul ketika mendapatkan hasil dari penelitiannya.

 

Ketika akan melakukan aktivitas penelitian terhadap sebuah hadits, seseorang harus memiliki beberapa perangkat keilmuan penting yang tidak sedikit. Dari semua perangkat keilmuan tersebut, penguasaan terhadap teks Arab dalam segi membaca dan memahami menjadi poin pertama yang dinilai penting, sebab referensi profil perawi hadits dibukukan dalam kitab-kitab klasik berbahasa Arab.

 

Selain itu, seseorang yang akan melakukan proses validasi hadits juga perlu menguasai istilah-istilah dasar dalam ilmu hadits yang biasa dihimpun dalam cabang ilmu mushthalah al-hadits.

 

Tidak cukup di sana, ia juga harus berupaya untuk mengakses dan membaca kitab-kitab yang tebalnya kadang mencapai ratusan hingga ribuan hanya untuk melakukan profiling terhadap seorang perawi dalam satu sanad hadits. Di sisi lain, satu hadits saja bisa memiliki lebih dari satu sanad.

 

Banyak kitab-kitab berbahasa Arab yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam bidang kritik hadits. Bahkan sekarang ada beberapa buku bahasa Indonesia yang membahas kritik hadits, salah satunya yang terbaru adalah buku karya Dr. Andi Rahman, MA. yang berjudul “Kritik Sanad dan Matan Hadis”.

 

Dalam buku ini kita akan dipandu dalam mengetahui pondasi-pondasi awal dalam kritik sanad dan matan hadits. Pembahasan seperti ketersambungan sanad, kriteria perawi yang tsiqah (terpercaya), cara untuk mengetahui ‘adalah dan dhabt, serta semua kriteria konfirmasi dalam mengecek kevalidan substansi hadits dengan komponen lainnya dapat ditemukan dalam buku ini.

 

Sebagai contoh paparan bagaimana cara meneliti ketersambungan sanad hadits, penulis buku tersebut menjelaskan ada 4 cara yang dapat digunakan.

 
  1. Membandingkan tahun lahir dan tahun wafatnya seorang perawi dengan guru atau muridnya, apakah mengalami kesenjangan yang jauh atau tidak. Sehingga apabila antara murid dan guru memiliki selisih tahun lahir dan wafat yang jauh, atau bahkan tidak pernah bertemu dalam rentang tahun-tahun tersebut, maka boleh jadi sanadnya tidak tersambung.
  2. Berdasarkan tempat tinggal dan domisili perawi dengan gurunya, apakah berdekatan atau jauh. Apabila tidak ada catatan sejarah mengenai kemungkinan bertemunya seorang perawi dengan gurunya, atau catatan mengenai perjalanannya ke suatu tempat yang menyebabkan dirinya bertemu dengan gurunya, maka bisa dipastikan sanadnya tidak bersambung.
  3. Berdasarkan pengakuan dari seorang perawi bahwa si fulan merupakan gurunya atau muridnya.
  4. Berdasarkan shigat atau lafaz-lafaz yang digunakan dalam periwayatan hadits (shigat al-tahammul wal ada).
 

Ada informasi yang cukup menarik yang didapat dalam buku ini. Salah satunya adalah terkait klaim beberapa pakar hadits bahwa sanad merupakan sebuah anugerah besar yang diberikan untuk Islam. Namun sejarah tidak berkata demikian.

 

Silsilah keguruan atau biasa kita sebut sebagai sanad ternyata sudah ada sejak sebelum Islam ada. Sanad sebelum Islam hadir dalam syair-syair di dunia Arab, sebagai contohnya adalah syair Arab jahili.

 

Standar yang ketat dalam validitas sebuah hadits ternyata merupakan syarat juga diterapkan dalam syair-syair Arab. Bangsa Arab sudah terbiasa menggunakan metode menguji validitas sebuah syair dengan mengecek sanad dan silsilah periwayatan sebuah syair.

 

Buku ini terdiri dari sekitar 136 halaman, sehingga dapat dinilai praktis dan mudah dipahami oleh pembaca.

 

Kendati demikian, tentunya sebagaimana setiap kekurangan dalam setiap karya, tampaknya buku ini memiliki kekurangan di bagian penulisan teks Arab yang tidak berharakat, sehingga boleh jadi tidak semua pembaca dapat membaca teks Arab yang tertulis.

 

Namun tidak perlu khawatir, sebab teks-teks Arab tersebut telah diterjemahkan oleh penulis buku sehingga pembaca dapat memahami apa kandungan dari isi teks tersebut.

 

Identitas Buku:
Kritik Sanad dan Matan Hadis
Penulis: Dr. Andi Rahman, MA.
Tebal: xiv + 136 halaman
Ukuran: 12 x 17 cm
Cetakan: pertama
Tahun: 2023
Penerbit: Maktabah Darus-Sunnah
Harga : Rp 30.000

 

Amien Nurhakim, Musyrif Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences