Pustaka

Mengenal Kitab Kifayatul Awam, Kajian Aqidah Tingkat Lanjut

Ahad, 9 April 2023 | 17:00 WIB

Mengenal Kitab Kifayatul Awam, Kajian Aqidah Tingkat Lanjut

Ilustrasi: Kitab Tahqiqul Maqam Hasyiyah ala Kifayatul Awam, karya Syekh Ibrahim Al-Baijuri (NU Online - Ahmad Muntaha AM).

Salah satu kitab tauhid yang sangat populer di kalangan santri dan pelajar, serta banyak dikaji di berbagai pondok pesantren dan madrasah adalah Kitab Kifayatul Awam fi ‘Ilmil Kalam. Kitab ini merupakan salah satu kitab yang menjelaskan tentang akidah dengan penjelasan yang sangat detail dan luas.
 

Kitab Kifayatul Awam disajikan dengan penjelasan simpel dan komplit, mulai dari dasar-dasar ilmu aqidah hingga pokok-pokok yang menjadi inti dalam ilmu aqidah juga dijelaskan dengan sangat luas dan detail. Karenanya, kitab ini merupakan kitab lanjutan bagi santri-santri setelah belajar kitab kitab-kitab dasar ilmu tauhid, seperti Kharidatul Bahiyah, Jawahirul Kalamiyah, dan lainnya.
 

Kitab Kifayatul Awam ditulis oleh Muhammad Al-Fudhali tepat pada pertengahan abad kedua belas hijriah, di mana ilmu tauhid menjadi salah satu pelajaran yang sangat diminati dan dicari oleh banyak orang pada masa itu, kemudian terus berkembang dan belanjut hingga saat ini.
 

 

Sekilas tentang Penulis Kitab Kifayatul Awam

Nama lengkap Syekh Muhammad Fudhali adalah Syekh Muhammad bin Syafi’ Al-Fudhali Al-Azhari Asy-Syafi’i. Ia terlahir di negara yang berhasil mencetak ulama-ulama hebat dari masa ke masa, yaitu Mesir. Namanya hingga saat ini tetap harum dan terus dikenang sebagai salah satu ulama yang memiliki peran penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan.
 

Kendati pun namanya hingga kini tetap harum dan selalu dikenang sepanjang zaman, namun tanah kelahiran dan tahun ulama yang satu ini belum ditemukan catatan pasti yang telah ditulis oleh ulama-ulama sejarah tentang semua itu.
 

Akan tetapi, dengan menelisik jalan hidupnya, Umar Ridha Kahhalah dalam salah satu karyanya yang berjudul, Mu’jamul Muallifin, juz X halaman 60, menengarai bahwa Syekh Muhammad Fudhali dilahirkan sekitar akhir abad kesebelas hijriah, dan wafat pada tahun 1236 H, bertepatan dengan tahun 1820 Masehi, kemudian dimakamkan di Mesir.
 

Di antara karya-karya Syekh Muhammad Fudhali adalah:

  1. Tuhfatul Basyar;
  2. Tuhfatul Khabariyah ‘alal Fawaid Asy-Syansyuriyah; 
  3. Hasyiyah ‘alas Syamail;
  4. Hasyiyah ‘ala Matnis Samarqandiyah;
  5. Ar-Risalah Al-Baijuriyah fit Tauhid;
  6. Tahqiqul Maqam ‘ala Kifayatil Awam fi Ilmil Kalam;
  7. Dan masih banyak lagi karya-karya Syekh Muhammad Fudhali.


 

Alasan Penulisan Kitab Kifayatul Awam

Alasan penulisan Kitab Kifayatul Awam fi Ilmil Kalam adalah untuk memenuhi permintaan dari sebagian pelajar saat itu. Dalam mukadimah kitab ini disebutkan bahwa pada mulanya penulis tidak memiliki keinginan untuk menulisnya. Namun, banyaknya kolega dan para pencari ilmu saat itu yang meminta kepada Syekh Muhammad Fudhali untuk menulis kitab yang luas dan detail tentang ilmu tauhid.
 

Pada mulanya, Syekh Muhammad Fudhali tidak langsung mengiyakan permintaan tersebut. Ia merasa tidak pantas untuk menulis sebuah karya, terlebih tentang ilmu tauhid. Akan tetapi, banyaknya permohonan untuk menulis saat itu, dan memang sangat dibutuhkan suatu kodifikasi yang membahas perihal ilmu tauhid dengan penjelasan yang lebih luas dan detail, pada akhirnya ia menyanggupinya.
 

Dengan bermodalkan tekad dan pertolongan dari Allah, penulis mencoba memulai menulis, dan pada akhirnya mampu menyelesaikan menjadi satu kitab yang sangat masyhur di pesantren dan madrasah ini, yang dikenal dengan Kitab Kifayatul Awam fi Ilmil Kalam.
 

 

Sekilas tentang Kitab Kifayatul Awam

Sebagaimana kitab tauhid pada umumnya, Kitab Kifayatul Awam fi Ilmil Kalam merupakan suatu kodifikasi yang membahas ilmu tauhid secara khusus. Di dalamnya dijelaskan banyak rumus-rumus tentang ilmu tauhid dengan sangat detail dan terperinci, untuk memudahkan para pembaca dalam mengenal lebih lanjut perihal konsep ilmu tauhid yang benar. dengan ilmu tauhid yang benar, maka akan benar juga dalam berakidah. 
 

Sebab, orang yang tidak memahami konsep ilmu tauhid dengan benar, atau hanya sekadar ikut-ikutan saja tanpa tahu dasar-dasar dan cabangnya, maka pendapat yang lebih kuat dalam mazhab Imam Asy’ari mengatakan tidak cukup. Hal ini sebagaimana disebutkan:
 

لَايَكْفِي التَّقْلِيْدُ وَذَهَبَ اِلَيْهِ ابْنُ الْعَرَبِي وَالسَّنُوْسِي، لَكِنْ نُقِلَ أَنَّ السَّنُوْسِي رَجَعَ عَنْ ذَلِكَ وَقَالَ بِكِفَايَةِ التَّقْلِيْدِ لَكِنْ لَمْ نَرَى فِي كُتُبِهِ اِلَّا الْقَوْلَ بِعَدَمِ كِفَايَتِهِ
 

Artinya, “Ikut-ikutan (dalam ilmu tauhid) tidaklah cukup, pendapat ini menurut Imam Ibnu Arabi dan As-Sanusi. Hanya saja dikatakan bahwa Imam As-Sanusi menarik kembali fatwanya, dan mengatakan cukup sebatas ikut-ikutan. Namun kami (Syekh Fudhali) tidak menemukan dalam kitab-kitabnya, selain pendapat yang mengatakan tidak cukup.” (Lihat, halaman 6).
 

Kitab Kifayatul Awam merupakan salah satu materi ilmu tauhid lanjutan. Karenanya, kitab ini umumnya dijadikan pelajaran lanjutan bagi para santri di madrasah maupun pesantren setelah berhasil memahami kitab-kitab dasar ilmu tauhid dengan benar.
 

Secara garis besar, kitab ini memiliki beberapa bab pokok yang menjadi konsen pembahasan di dalamnya, yaitu: (1) hukum mengetahui aqaid 50; (2) sifat-sifat Allah; (3) sifat-sifat utusan Allah; dan (4) iman.

 

Hukum Mengetahui Aqaid 50

Pertama, hukum mengetahui aqaid 50. Syekh Muhammad Fudhali memulai pembahasan pertama dalam Kitab Kifayatul Awam dengan menjelaskan kewajiban umat Islam untuk mengetahui semua aqaid yang lima puluh (sifat wajib bagi Allah 20, sifat muhal 20, dan jaiz 1, ditambah sifat wajib para utusan 4, sifat muhal 4, dan jaiz 1, jumlahnya menjadi 50). Ia menyebutkan bahwa umat Islam wajib tahu dan mengerti terhadap aqaid tersebut, baik dengan dalil yang global maupun terperinci.
 

 

Sifat-Sifat Allah

Kedua, sifat-sifat Allah swt. Dalam pembahasan kedua, Syekh Muhammad Fudhali menjelaskan semua sifat-sifat wajib Allah yang 20 dengan sangat jelas. Semua sifat wajib ia sebutkan satu persatu, kemudian dijelaskan dalilnya dengan sangat terperinci dan detail. Contoh: tanda-tanda keberadaan Allah adalah adanya alam (alam adalah setiap sesuatu selain Allah), karena mustahil ada sesuatu tanpa ada yang menciptakan, begitu juga dengan sifat wajib lainnya.
 

Setelah semua sifat wajib dijelaskan dengan sangat luas, Syekh Muhammad Fudhali juga menjelaskan perlawanan dari sifat wajib tersebut (antonim) dengan sangat luas dan detail. Kemudian ia menutup pembahasan sifat-sifat Allah ini dengan pembahasan sifat yang jaiz bagi-Nya, yaitu “Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu-mengerjakan atau tidak mengerjakan setiap sesuatu yang mumkin adanya”.

 

Sifat Para Rasul

Ketiga, sifat-sifat para utusan Allah. Di bagian ketiga, tak lupa Syekh Muhammad Fudhali menjelaskan empat sifat wajib bagi para rasul dengan sangat detail dan terperinci. Ia menyebutnya satu persatu, mulai dari sifat Shidiq (benar dalam semua ajaran yang dibawa oleh para utusan), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan ajaran yang diperintah oleh Allah untuk disampaikan keada manusia), dan Fathanah (cerdas). Kemudian ia jelaskan dengan sangat rinci dan detail.
 

Selanjutnya ia menjelaskan juga sifat-sifat yang muhal bagi para rasul, yaitu Kidzib (berbohong), Khiyanah (khianat), Kitman (menyimpan), Baladah (bodoh). Kemudian ia jelasan sifat jaiz bagi para rasul, yaitu sifat-sifat yang juga dirasakan oleh manusia pada umumnya, hanya saja tidak sampai menurunkan derajat dan martabat kenabiannya yang mulia (al-a’rad al-aasyariyah allati la tuazzi ila naqshin fi maratibihim al-‘aliyah).

 

Hal-Hal yang Wajib Diimani

Keempat, hal-hal yang wajib diimani oleh umat Islam. Di pembahasan akhir, Syekh Muhammad Fudhali menjadikan iman sebagai pembahasan pokok, untuk mengaplikasikan semua akidah yang telah dipelajari dari awal. Artinya, umat Islam tidak hanya wajib tahu terhadap semua hukum aqli, sifat wajib, muhal dan jaiz, namun mereka juga wajib untuk iman dan percaya pada hal-hal yang ghaib (samar). Iman dalam ilmu tauhid menurut Syekh Fudhali adalah membenarkan semua ajaran, berita, dan hal-hal lainnya yang disampaikan langsung oleh Nabi Muhammad saw.
 

 

Kitab Kifayatul Awam fi Ilmil Kalam, kitab tauhid lanjutan dengan penjelasan yang luas dan detail, sehingga bisa dipahami dengan mudah dan gampang. Wallahu a’lam.


 

Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.