Warta

80 Persen Perceraian Terjadi atas Kehendak Perempuan

Jum, 7 Mei 2010 | 09:20 WIB

Pasuruan, NU Online
Perceraian selama kurun waktu 2008 dan 2009 di Kabupaten Pasuruan terus meningkat. Jumlahnya mencapai ribuan. Dari jumlah itu 80 persen terjadi atas kehendak pihak perempuan. Data itu terungkap ketika kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan menggelar pelatihan peran modin dalam menyukseskan keluarga sakinah di Pendopo Kabupaten, Kamis (6/5).

Kepala Kemenag Syaiful Efendi menyebut, setidaknya di tahun 2008 ada sekitar 2.117 pasangan yang bercerai. Kemudian di tahun 2009 meningkat menjadi 3.131. "Hampir semuanya berasal dari gugatan pihak perempuan," katanya di hadapan para modin.<>

Efendi menyebut, faktor perempuan mengajukan gugatan cerai ada banyak. Mulai dari masalah ekonomi, perselingkuhan pasangannya, tidak pernah dinafkahi atau kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dialami seorang perempuan. "Semua kasus itu rata-rata dirasakan oleh perempuan. Dalam artian perempuan yang biasanya paling dirugikan," kata Efendi.

Di hadapan sekitar 428 modin lelaki dan 365 perawat jenazah perempuan, Syaiful mengatakan, peran modin juga sangat penting untuk ikut menjadikan keluarga sakinah. "Peran modin sangat penting untuk membina pasangan keluarga," ujarnya.

Dengan adanya UU yang baru tentang pernikahan, dia ingin mengajak para modin untuk mendapatkan pelatihan lebih. Salah satunya seperti di pendapa kemarin. Di sana para modin dikenalkan tentang bagaimana apabila mendapat aduan dari pasangan suami istri.

"Kami berharap seorang modin itu juga bisa menjadi konseling bagi pasutri. Jadi, apabila sepasang suami istri terlibat permasalahan, modin diharapkan juga bisa menjadi penengah. Dengan harapan konflik yang terjadi pada pasutri, tidak sampai menuju ke perceraian," kata Syaiful Efendi seperti dilansir Radar Bromo.

Alhasil, dalam peningkatan kualitas modin kemarin, Kemenang juga mengundang polisi yang memberikan materi tentang kekerasan dalam rumah tangga KDRT. Sebab KDRT ini juga menjadi pemicu adanya perceraian.

Tak hanya memberikan peningkatan kualitas, Kemenang juga memberikan bantuan untuk masjid, musala, TPQ, serta kepada modin dan para perawat jenazah dari kaum wanita. Jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah. Dengan adanya bantuan ini, para modin kini memiliki insentif.

Meski demikian Kemenag belum yakin apakah dengan pemberian pelatihan ini, akan bisa mengurangi tingkat perceraian yang ada di Kabupaten Pasuruan. "Tapi dari pelatihan ini, kami berharap modin juga bisa menjadi jembatan dari pasutri. Jadi tidak hanya menikahkan seseorang saja, tapi juga menjadi konseling," papar Syaiful Efendi. (ful)