Jakarta, NU Online
Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar mengatakan teroris sengaja meledakan bom dipagar besi Kedutaan Besar Australia. Karena, kalau diledakkan di depan pagar tembok, dampaknya lebih kecil.
Dia mengatakan, titik lemah pada gedung itu pada pagar yang bercat hijau. "Kalau maju sedikit kena tembok tebal, dampak-nya ke gedung kecil," kata Da'i, saat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI, Rabu (15/9). Menurutnya, kelompok teroris telah melakukan survei yang cermat dengan sasaran gedung kedubes Australia.
<>Saat dengar pendapat, Da'i memaparkan, gambaran peledakkan pada Kamis (9/9) pagi lalu. Berdasarkan rekaman CCTV milik Plaza Kuningan, tampak mobil boks Daihatsu Zebra tahun 1990 yang diduga membawa bom melintas di depan kedubes sekitar pukul 10.30 WIB. Dari rekaman CCTV Plaza 89 terlihat ledakan, efek asapnya berlangsung sekitar 30 detik. Polisi kemudian menemukan, titik ledakan tertutup dengan air karena ada saluran pipa air. Kedalaman sekitar 47 centimeter dengan luas 3,2 meter.
Polisi juga menemukan ban Daihatsu tersangkut dipagar besi, dan potongan kaki. Sampai saat ini, masih mengidentifikasi potongan kaki itu ditambah dengan test DNA.
Hasil olah tempat kejadian perkara, kata Da'i, bahan bom adalah TNT high explosive, potassium chloride, sulfur, alumunium powder dengan kekuatan low explosive. Polisi juga menemukan serpihan cassing mobil dan filling cabinet berwarna. "Bahan peledak dibungkus supaya sulit dideteksi,"Â ungkap Da'i.
Serpihan mobil dengan blok mesin nomor 9032109. Blok mesin itu, bukan dari baja besi tapi dari amalgam yang diperkirakan pelaku akan hancur total. Da'i menjelaskan, pihaknya juga sedang merekonstruksi wajah hancur di Rumah Sakit Polri. Pengidentifikasian ini dilakukan sama dengan saat merekonstruksi Asmar pelaku peledakan di Marriott 5 Agustus 2003 lalu. Selain itu, pihaknya juga sudah menerima lima sample darah pembanding dari orangtua Hasan dan Jabir alias Nanang sebagai dua orang yang disiapkan Noordin M Top sebagai pelaku peledakan.
Semetara itu Da'i enggan menjawab soal keberadaan Komandan Satuan Tugas Antiteror Bom Polri Brigadir Jenderal Polisi Gories Mere yang berada di Australia ketika bom meledak di kedubes Australia di Kuningan. Selain itu ada kejanggalan lain, soal tidak berfungsinya kamera yang di pasang di gedung Kedubes Australia. Hal ini sempat di pertanyakan wartawan, tapi pihak kapolri enggan untuk menjelaskan. Rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR kemudian tertutup, wartawan tidak diperkenankan meliput.
Menurut beberapa sumber terpercaya NU Online dikatakan, keberadaan Gories Mere di Australia tanpa izin dari kepolisian. Gories, ketika di konfirmasi mengatakan dirinya berada di Austalia dalam kaitan tugas menyelidiki kasus narkoba dari BNN. (cih)
Terpopuler
1
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Sound Horeg: Pemujaan Ledakan Audio dan Krisis Estetika
4
Perbedaan Zhihar dan Talak dalam Pernikahan Islam
5
15 Ribu Pengemudi Truk Mogok Nasional Imbas Pemerintah Tak Respons Tuntutan Pengemudi Soal ODOL
6
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
Terkini
Lihat Semua