Warta

Festival Band Religi Meriahkan Peringatan Maulid Nabi di Pati

Jum, 21 Maret 2008 | 10:31 WIB

Pati, NU Online
Lazimnya, hari kelahiran Nabi Muhammad atau biasa disebut Maulid Nabi, diperingati dengan acara pengajian, istighosah, pembacaan sholawat serta barzanji, dan sebagainya. Tapi, di Pati, Jawa Tengah, perayaan tersebut dilakukan dengan menggelar festival musik.

Tak biasa memang meski juga tak dilarang. Namun, hal itulah yang dilakukan kalangan remaja Nahdlatul Ulama (NU) di daerah tersebut. Para ABG (Anak Baru Gede) yang yang tergabung dalam Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Pelajar Putri NU itu menamakan kegiatan tesebut Festival Band Religi 2008.<>

Acara hasil kreasi remaja NU itu digelar di kompleks Pondok Pesantren dan Madrasah Aliyah Walisongo, Sukolilo, Pati, Jateng, Kamis (20/03) malam. Puluhan grup band dari penjuru Kabupaten Pati unjuk gigi dalam festival tersebut. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Munawir Aziz.

Sesuai dengan nama acaranya, para musisi belia itu tak menampilkan lagu dan jenis musik pada umumnya yang kini digemari kalangan muda, seperti halnya, pop, rock, hip-hop, dan sebagainya. Mereka memainkan musik-musik yang bernuansa Islami.

Keluar sebagai pemenang dalam festival itu, grup Band Comet Sukolilo (Juara I), Pro-40 Prawoto Pati (Juara II) dan Banoet Pati (Juara III). Sedangkan juara favorit pilihan penonton, disabet grup Favorit Local Band Pati.

Abdul Hamid, Ketua Panitia Pelaksana acara itu yang juga Ketua Pengurus Anak Cabang IPNU Sukolilo, menjelaskan, festival tersebut bertujuan menyeimbangkan tontonan generasi muda. Selain itu, untuk memberi semangat generasi muda NU dan menjalin kerjasama dengan masyarakat.

“Festival Band Religi ini merupakan wujud kepedulian kami kepada lingkungan dan perkembangan pribadi generasi muda. Selain itu, untuk mengembalikan peran sosial IPNU-IPPNU dalam mendampingi generasi muda, agar kembali pada pembelajaran moralitas yang luhur,” terang Hamid.

Selain festival, peringatan Maulid Nabi itu juga diisi dengan bakti budaya. Kegiatan itu dilakukan dengan kerja bakti memelihara lingkungan di sekitar Gunung Kendeng dan memeriahkan ritual “Meronan” bersama masyarakat Sukolilo. (rif)