Warta

Film Anti-Islam Dilarang

Jum, 30 November 2007 | 07:00 WIB

Den Haag, NU Online
Sungguh memilukan mengenal sosok Geert Wilders yang nampaknya tidak belajar dari insiden pembunuhan Theo van Gogh usai menyutradarai film yang mendiskreditkan Islam. Buktinya, anggota parlemen dari Freedom Party (Partai Kebebasan) di Belanda itu nekat menyutradarai film anti-Islam. Film yang belum diberi judul tersebut menceritakan tentang Alquran yang dianggap menginspirasi banyak orang untuk membunuh dan memerkosa.

Wilders mengaku tidak ingin menghina siapa pun. "Tapi, jika film tersebut memunculkan citra buruk, itu bukan masalahnya," ujarnya seperti dilansir sebuah media lokal Kamis (29/11).<>

"Saya harap film ini akan membuka mata orang terhadap fakta bahwa Alquran harus dilarang, seperti Mein Kampf (buku milik Adolf Hitler)," lanjut ketua FP itu. Sejak lama, Wilders dikenal sebagai tokoh yang kerap menyerang Islam.

Sejak pembunuhan Van Gogh, sutradara film Submission yang menceritakan penyiksaan perempuan dalam Islam, pada November 2004, Wilders mendapat perlindungan penuh. Sebab, dia juga mendapat ancaman pembunuhan. Tapi, rupanya dia tidak peduli. Apalagi, Wilders mendapat dukungan penuh dari mantan sekutu politiknya, Ayaan Hirsi Ali yang juga menjadi rekan Van Gogh dalam film Submission. Saat ini, Hirsi Ali tinggal di Amerika Serikat dan dalam perlindungan.

Rencananya, Wilders memutar filmnya di beberapa stasiun televisi Belanda pada Januari mendatang. Namun, pihak stasiun televisi mengaku banyak mendapatkan permintaan untuk tidak memutar film tersebut. Mungkin film berdurasi 10 menit itu akan diputar pada jam tayang khusus yang diplot untuk semua partai politik di Belanda.

"Saya tidak takut mendapat perlakuan buruk. Saya sudah dilindungi 24 jam," ujar Wilders seperti dilansir sumber AFP.

Sepertinya, rencana Wilders tidak akan mulus karena pemerintah Belanda tidak mendukung. Hanya sesaat setelah rencana film Wilders muncul, Menlu Maxime Verhagen langsung menemuinya dan meminta dia mempertimbangkan efek film tersebut.

"Beliau meminta Wilders mempertimbangkan efek film itu terhadap kepentingan Belanda di dunia internasional," kata Bart Rijs, Jubir Verhagen. (dar)