Warta

Hapuskan Kesenjangan Antaretnis

Sab, 17 Februari 2007 | 04:47 WIB

Jakarta, NU Online
Menerima perbedaan serta menghormati keanekaragaman budaya merupakan semangat yang dikembangkan pendiri Republik Indonesia ini. Namun, semangat tersebut belum tampak lugas, dan masih saja terdapat perbedaan perlakuan terhadap warga negara yang lain.

Hal tersebut dikemukakan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjawab pertanyaan wartawan dalam acara “Gus Dur Membuka Mangga Dua Square Bagi-bagi Angpao”, Kamis (15/2) kemarin di Jakarta, sekaligus meresmikan pesta komputer yang berlangsung sejak 15-25 Februari 2007 di lokasi tersebut.

<>

Berkaitan dengan perbedaan, Gus Dur bertekat akan terus berjuang menghapuskan perbedaan tersebut. “Terus terang, saya merasa belum puas karena masih banyak keturunan Tionghoa yang belum diterima sebagai warga negara kelas satu. Ini terus diperjuangkan. Budaya Tionghoa seharusnya dapat disenyawakan dengan budaya Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut, Gus Dur menambahkan, meski secara legal mereka telah diakui dan telah memiliki hak yang sama dengan warga negara yang lain, akan tetapi dalam praktiknya mereka belum diperlakukan sama. Misalnya, dalam hal pembuatan akte kelahiran dan KTP mereka masih saja dipersulit.

Berkaitan dengan Hari Raya Imlek yang akan dirayakan pada tanggal 18 Februari 2007 mendatang, Gus Dur mengatakan, makna Imlek harus dapat dirasakan oleh semua pihak. “Dengan demikian, baru kita merasa sebagai satu nusa dan satu bangsa,” ujarnya.

Sementara itu, Tahun Baru Imlek 2558 yang didahului dengan bencana banjir yang merendam 70 persen Kota Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), menimbulkan banyak penderitaan bagi warga. “Dalam situasi seperti ini, di mana sebagian besar penduduk Jakarta dan sekitarnya terutama rakyat kecil sedang menderita dan membutuhkan pertolongan, Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Piti) Jakarta tidak akan merayakan Imlek dengan pesta-pesta. Sebagai wujud rasa peduli, kami akan mengadakan serangkaian bhakti sosial dan pengobatan cuma-cuma,” kata Benny G Setiono, Ketua Piti Jakarta, didampingi Henry Boen, Sekretaris Piti Jakarta.

Benny mengemukakan, bhakti sosial akan diselenggarakan menjelang Tahun Baru Imlek sampai dengan perayaan Capgomeh tanggal 4 Maret 2007. (gpa/rif)