Warta HAUL AT TIJANI KE-217

Indonesia Damai, Karena Rakyatnya Cinta Nabi dan Keturunannya

Ahad, 31 Januari 2010 | 07:31 WIB

Brebes, NU Online
Umat Islam Indonesia, tergolong umat yang mendapatkan penghargaan dari istimewa dari Allah SWT. Pasalnya, di tanah Jawa (Indonesia) adanya keturunan Rasulullah, yakni para wali dan sultan yang menyebarkan agama Islam di Indonesia.

“Berkah dari adanya keturunan Rasulullah SAW, menjadikan Indonesia damai,” tutur Muqodam Tariqoh At Tijaniyah Sayid Achmad Al Hadi Al Hasani  dari negara Tunisia saat mengisi tausiyah Idul Khotmi Lil Qutbil Mahtum As Syeikh Ahmad Bin Muhammad At Tijani RA ke-217 di Masjid Al Ittihad Jatibarang Brebes Jumat malam (29/1).<>

Sayid Achmad yang berceramah dengan bahasa Arab dan diterjemahkan oleh Syeikh Soleh Basalamah itu, lebih jauh menerangkan, kedamaian Indonesia tercipta setelah para wali menyebarkan agama Islam. Hal tersebut dicontohkan saat penyebaran agama Islam yang dilakukan dengan jalan damai, tanpa peperangan. “Masuknya Islam ke Indonesia bukan dengan peperangan tapi dengan jalan damai,” paparnya.

Bukti lain di Indonesia ada keturunan Rasulullah, lanjutnya, yakni ketika raja-raja dipimpin para sultan. “Indonesia damai, karena banyak keturunan Rasulullah,” ujarnya.

Disamping itu, umat Islam Indonesia tergolong umat yang cinta nabi dan keturunannya. Karena berpaham ahlussunah wal jamaah, dengan madzhab imam Syafii RA. Imam Syafii itu menaruh hormat yang kuat terhadap para keturunan nabi. “Imam Syafii bahkan menyebut putri Rasulullah Siti Fatimah Az Zahra, sebagai bidadari surga yang diturunkan  ke bumi karena kemuliaan hatinya,” terang Sayid Achmad.

Untuk itu, dia mengajak kepada hadirin untuk mencintai keturunan Rasulullah dengan mencontohkan akhlak dan perilaku tauladannya. Termasuk mencintai para wali yang juga merupakan keturunan Rasulullah. Dia menandaskan, orang yang benci pada para wali, haram hukumnya dan hidupnya di jamin tidak pernah bahagia “Membenci kepada para wali, hukumnya haram sebab para wali itu keturunan Rasulullah SAW,” ucapnya.

Imam Syafii saja, sambungnya, mengaku lebih senang duduk mendengarkan cerita atau nasehat para wali, ketimbang shalat sunah 1000 rakaat. “Padahal, shalatnya imam Syafii begitu khusyu yang tiada banding,” tuturnya lagi.

Diterangkannya, imam Syafii itu ahli syair, tapi jarang bersyair dan bersyair hanya untuk memuji-muji keluarga Rasulullah. Sampai-sampai imam Syafii disebut sebagai orang yang ‘gila’ terhadap keturunan Rasulullah.

Namun Sayid Achmad juga mengingatkan, kenapa terjadi ketidaknyamanan dan kekacauan di bumi Jawa (Indonesia), karena kini telah muncul setan-setan yang mengelilingi Indonesia. Setan-setan tersebut adalah gerakan-gerakan yang membenci Nabi dan Keturunannya. “Gerakan tersebut berusaha menjauhkan kita dari kecintaan pada Rasulullah dan keturunannya,” ucapnya tegas.

Wujud dari gerakan tersebut adalah dengan adanya aliran yang menghembuskan agar supaya benci pada keturunan Rasulullah. Aliran tersebut rusak, dengan cara merusak pula aqidah agar kecintaan kepada Rasulullah dan keturunannya hilang.

Jalan terbaik, tuturnya, kita mengikuti tasawuf. Sebab dengan menggabungkan diri kita pada tarikat kita akan terus mencintai nabi dan keturunannya. Dan itu yang membuat negara kita jadi damai. “Tasawuf, Tarekat apapun dasarnya adalah cinta pada Rasulullah dan keluarga Rasulullah,” tandasnya.

“Bagaimana akan ada cinta, kalau cinta itu sudah mulai di rusak. Mari kita rajut kembali benang-benang cinta pada Rasullah dan keturunannya,” pungkasnya.

Sementara Sesepuh Muqodam Indonesia Syeikh Abdul Muchit dari Malang Jatim meminta kepada seluruh penganut Tarekat At Tijaniyah agar merapatkan barisan dan saling menghormati. Jangan sampai menyakiti antar sesama muslim. Apalagi menyakiti dengan dalih amar maruf nahi mungkar. “Mari kita jalin ukhuwah islamiyah, ukhuwah Tijaniyah seluruh Indonesia,” pintanya.

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Idul Khotmi Lil Qutbil Mahtum As Syeikh Ahmad Bin Muhammad At Tijani RA ke-217 itu mengambil tema Tarekat sebagai solusi ruhaniyah menatap berbagai tantangan hidup akhir zaman. Kegiatan tersebut dirangkai selama 3 hari.

Kegiatan diawali pada Kamis (28/1) dengan Ziarah Kubur dengan pembacaan Tahlil dan Yasin di Makam Muqodam Tarekat At Tijani KH  Wahab Syahroni di Pemakaman Muslim Jatibarang Lor dan Syeh Ali Basalamah di Jatibarang Kidul. Dilanjutkan Jumat Sore (29/1) pembacaan hailala wadifah di Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang Kidul.

Acara dihadiri 20 muqodam dari Malaysia, Muqodam Tarekat se Muspida Brebes, Ketua PCNU Brebes Drs. H Athoillah, Kapolres Brebes AKBP Beno Lautapessy  MS1 Jawa dan lebih dari 15 ribu masyarakat Brebes. (was)