Warta HASYIM BERTEMU BADAWI

Indonesia Segara Bentuk Forum Perdamaian Timur Tengah

Kam, 22 Februari 2007 | 10:43 WIB

Jakarta, NU Online
Pemerintah Indonesia akan membentuk forum perdamaian yang bertujuan untuk melerai berbagi konflik yang terjadi di Palestina, Lebanon, maupun Irak. Rencananya forum tidak hanya melibatkan para pejabat negara-negara Islam namun juga para ulama yang berpengaruh di masing-masing negara yang sedang berkonflik.

Hal tersebut dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi yang juga Sekretaris Jenderal Konferensi Ulama dan Cendekiawan Dunia Islam (ICIS) usai bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia yang juga Sekretaris Jenderal Organisasi Koferensi Islam (OKI) Abdullah Ahmad Badawi di Hotel Sangril La Jakarta, Kamis (22/2).

<>

Forum perdamain itu sebelumnya diusulkan Hasyim Muzadi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai negara muslim terbesar di dunia Indonesia diharap melakukan upaya-upaya menyelesaikan konflik berkepanjangan di Timur Tengah.

”Saya bertemu Presiden 27 Januari lalu. Saya katakan, Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia kog ada konflik seperti itu diam saja. Lalu diambil inisiatif Pak Menteri Luar Negeri yang bertemu para pejabat negara Islam, lalu saya yang bertemu para ulamanya,” kata Hasyim.

Menurutnya, konflik antara Hamas dengan Fattah di Palestina tidak bisa diselesaikan oleh negara tetapi oleh para ulama yang berpengaruh di sana. Dikatakan konflik yang terjadi di Irak, misalnya, sebenarnya bukan antara sunni-syiah.

”Konflik itu itu sebenarnya bukan urusan kedua aliran itu, tapi mereka dikonflikkan oleh para agresor yang masuk di Irak itu supaya mereka dapat menang secarta gratis ga pakai pluru, cuma saya sedang berkeliling supaya tokoh-tokoh berat (ulama berpengaruh, red) bisa hadir. Kalau diwakilkan ya ga jadi apa-apa, jadi seminar tentang perdamaian saja,” katanya.

Pada 27 Februari ini hasyim akan meluncur ke Makkkah untuk menemui dengan pimpinan Rabithah Alam Islami, forum Internasional di Saudi Arabia, lalu ke Iran menemui Ali At-Tazkiri dan Rafsanjani, salah seorang pemimpin Syiah yang paling berpengaruh di Irak.

”Konflik-konflik yang terjadi di Timur Tengah terbukti tidak dapat dihadapi oleh negara saja tapi harus dengan ulama yang menggerakkan rakyat di situ. Seperti Nasrollah pemimpin Hisbullah di yang di lebanon itu kan pasukannya 10 kali lipat dibanding yang dipunyai pemerintah,” kata Hasyim.

Sementara itu kepada Badawi, Hasyim menyatakan, hubungan antara OKI dengan ICIS akan memperkuat hubungan negara-negara Islam dengan ulama setempat. Dikatakan Hasyim, hubungan itu penting karena tidak selalu keputusan negara Islam itu selaras dengan Ulama.

”Konflik-konflik yang ada di Timur Tengah tidak dapat dihadapi oleh negara saja tapi harus dengan ulama yang menggerakkan rakyat di situ. Lagi pula Hamas dan Fatah yang bertengkar itu kan organisasi-organisasi yang ada ulamanya," katanya. (nam)