Warta

AlQuds Institution Minta Dukungan PBNU untuk Perjuangan Palestina

Rab, 21 Februari 2007 | 06:12 WIB

Jakarta, NU Online
Perjuangan Pelestina yang masih memerlukan masa yang panjang perlu mendapat dukungan dari umat Islam dari seluruh dunia. Persatuan merupakan modal penting untuk membebaskan rakyat Pelestina dari kesengsaraan selama ini.

PBNU memiliki komitmen penuh untuk membantu rakyat Pelestina. Berbagai diplomasi dilakukan untuk menciptakan perdamaian di tempat berdirinya masjidil Aqsa, salah satu dari tiga masjid yang paling bernilai bagi umat Islam.

<>

Silaturrahmi dan komunikasi dengan masyarakat Palestina terus ditingkatkan. Pada Rabu, (21/2) PBNU menerima tamu dari AlQuds Institution yang diwakili oleh Mahmoud al Adam dan The International Forum for Islamist parliamentarian yang diwakili oleh Dr. H. Muqoddam Cholil, MA.

Wasekjen PBNU Ir. Iqbal Sullam yang menemui para tamu tersebut menjelaskan bahwa kunjungan tersebut untuk bersilaturrahmi dan meminta dukungan perjuangan rakyat Palestina sebagai sesama saudara muslim.

Sebelumnya, untuk merealisasikan gagasan meredakan konflik di Timur Tengah, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, Senin (5/1) melakukan pertemuan dengan Komandan Markas Biro Politik Hamas Cholid Meshaal, di Damaskus, Syria yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan petinggi Fattah. Kedua organisasi yang sama-sama memperjuangkan Pelestina ini bertikai.

Menurut Hasyim, Israel memang sengaja memprovokasi kelompok-kelompok Islam di Palestina agar mudah dipecah-belah. Karena, lanjutnya, hal yang paling ditakuti negara Zionis itu adalah persatuan bangsa Palestina dan bangsa-bangsa Islam lainnya. “Bukan persenjataan canggih yang mereka (Israel, Red) takuti, melainkan persatuan umat Islam,” tandasnya.

Menteri Hubungan Perempuan Dr Mariam Saleh sebelumnya juga sudah sempat berkunjung ke PBNU pada Rabu (24/1/2007). Ia meminta Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bersedia membantu memberdayakan kaum perempuan di negaranya. Menurutnya, keterpurukan bangsa Palestina akibat pertikaian antara kelompok Hamas dan Fatah serta pendudukan Israel juga dirasakan kaum perempuannya.

Dalam kesempatan tersebut, Mariam yang didampingi anggota Parlemen Palestina Muna Mansur, menyatakan akan mengirimkan beberapa perempuan dari negaranya agar dilatih oleh Muslimat NU untuk meningkatkan kemampuan, terutama di bidang ekonomi. “Kalau tidak keberatan, kami akan mengirimkan 5 perempuan untuk dilatih oleh ormas ini (Muslimat NU, Red). Kalau bisa pelatihan keterampilan dan manajemen. (mkf)