Lamongan, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi memperingatkan jajaran pengurus NU agar tidak menguasai aset-aset NU dan mengimbau agar aset-aset itu tidak diatasnamakan personal, melainkan atas nama NU.
Hal itu ditegaskan KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum PBNU, di hadapan sekitar 3.500 pengurus Ranting NU se-eks-Karesidenan Bojonegoro, di Gedung Olahraga (GOR) Lamongan, Ahad (10/6) kemarin.
<>Kegiatan tersebut merupakan silaturahim dengan pengurus Ranting se -eks Karisidenan Bojonegoro. Meliputi Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban,
Kiai asal Bangilan Tuban tersebut menjelaskan bahwa pembedaan manajemen tersebut meliputi usaha-usaha ekonomi antara badan usaha milik personal (pengurus NU) dengan usaha ekonomi milik NU.
Penegasan ini disampaikan Kiai Hasyim, karena banyak aset-aset NU yang dikuasai personal ketika mereka sudah tidak menjabat sebagai pengurus lagi. Bahkan, kini NU banyak terlibat tarik menarik atau gugatan untuk memperebutkan aset-aset itu. Dan yang perlu dicatat, NU selalu kalah dalam proses hukum. Belakangan ini, NU sedang memperebutkan aset yang ada di kawasan elit di Jakarta. āMudah-mudahan menangā tegasnya.
Sementara itu, sebelumnya Ketua PWNU Jatim H Ali Maschan Musa menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapi NU. Sekarang ini, NU sudah go Internasional. Karena itu, demi perkembangan NU, maka harus ditopang dengan ranting-ranting yang kuat. Dari situ, ia minta agar membentuk kader ranting. āJangan sampai Ranting NU kropos,ā tegasnya.
Para penegak hukum kini banyak yang memproses para koruptor yang belum jelas koruptornya. āBegitu juga banyak pemimpin yang tidak memimpin tapi bermain di mana-mana.ā
Menyinggung seringnya bencana alam yang melanda negeri ini, menurut Ali Maschan Musa, hal ini karena kesalahan manusia sendiri. āPemerintah dan masyarakat punya niat sama untuk mencuri kayu,ā tegasnya.
Tuntaskan Kasus Hukum
Pada bagian lain, kasus penembakan di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Grati, Kabupaten Pasuruan mendapat tanggapan serius dari PBNU. Bahkan KH A Hasyim Muyadi mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas kasus yang menyebabkan tewasnya 5 warga sipil itu.
Kiai Hasyim lebih jauh menyatakan, agar kasus penembakan oleh anggota TNI yang menyebabkan tewasnya warga sipil ini diusut tuntas. Lebih tegas, kiai kelahiran Tuban ini minta pemerintah agar menghukum yang salah. āIni demi nama baik TNI sendiri,ā tegasnya, usai acara silaturrohmi itu.
Melihat rumitnya kasus itu, Kiai Hasyim minta agar kasus itu ditangani pusat. āPemerintah pusat agar mengambil alih kasus ini,ā pintanya.
Saat disinggung tuntutan 5 dari 13 anggota marinir tersangka kasus yang bisa mencoreng nama baik korp TNI ini, Kiai Hasyim kaget. Bahkan ia baru mendengarnya tuntutan dari anggota Marinir itu saat disinggung para wartawan itu. Yang menjadi pertanyaan saat itu, bagaimana bisa anggota TNI (yang mestinya menjadi tersangka) justru menjadi pelapor. āKarena itu, kami masih menunggu konfirmasi lebih lanjut,ā tegasnya. (duta/mkf).
Terpopuler
1
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
2
Rekening Bank Tak Aktif 3 Bulan Terancam Diblokir, PPATK Klaim untuk Lindungi Masyarakat
3
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
Terkini
Lihat Semua