Khilafah Islamiyah Budaya, bukan Agama
NU Online Ā· Sabtu, 29 Agustus 2009 | 10:04 WIB
Karena konsep khilafah Islamiyah merupakan bagian dari pemikiran manusia untuk menentukan bentuk pemerintahannya, maka hal ini dikategorikan sebagai budaya, bukan ajaran agama yang sifatnya wajib dan bentuknya baku.
āKhalifah kan pemikiran masyarakat, muncul untuk mencari solusi bagaimana setelah Rasulullah meninggal. Jadi khalifahnya siapa, disepakati secara aklamasi. Jadi ini fikiran manusia, karena budaya, maka berubah-ubah,ā katanya di Jakarta, Sabtu (29/8).<>
Terbukti bentuk pemerintahan dalam Islam berubah-ubah sesuai dengan zamannya. Setelah masa khulafaurrasyidien, berganti menjadi kerajaan seperti dinasti Ummayyah dan Abbasiyah. Pada zaman modern, berubah lagi menjadi kerajaan konstitusional atau republik.
Dijelaskannya, terdapat budaya yang melahirkan agama, tetapi ada agama yang melahirkan budaya seperti kebudayaan Islam, yang inspirasinya dari nilai-nilai Islam, tetapi ada kebudayaan orang Islam seperti merayakan lebaran dengan memakai petasan.
Baginya, yang dinamakan agama adalah nilai-nilai yang sudah mahdoh atau paten, yang sudah tidak dapat diganggu gugat, seperti mengapa sholat menghadap kiblat, mengapa harus lima waktu yang lainnya yang sifatnya doktriner.
Salah satu Dewan Penasehat LDNU ini mengamati adanya bias budaya atau cara berfikir yang segala sesuatunya dikaitkan dengan agama.
āNga usah jauh-jauh ada yang berpendapat hormat bendera musyrik, karena yang berhak dihormati hanya Allah. Ini bias cara berfikir,Ā karena menganggap bendera sama dengan agama,ā terangnya.
Padahal jika ditelisik, banyak sekali kebudayaan Islam yang berakar dari kebudayaan agama lain seperti menara masjid yang berasal dari konsep perapian agama majusi.
Perubahan konsep atau sudut pandang dalam melihat persoalan juga merubah hukum. Ia mencontohkan pada zaman Belanda, diharamkan memakai celana karena meniru orang kafir, tetapi kodisi sekarang sudah berubah.
āKebudayaan itu konsep, bangunan kaābah sekarang kan karya manusia, mushaf juga karya manusia, yang agama teksnya, bukan tulisannya,ā tegasnya. (mkf)
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
3
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua