Warta

Lagi, Koruptor di China Dieksekusi

NU Online  ·  Senin, 18 Agustus 2003 | 12:49 WIB

Jakarta, NU.Online
China terus menindak keras pejabat korup. Mantan legislator Liu Rong divonis mati dengan penangguhan eksekusi dua tahun. Sementara itu, orang kepercayaannya langsung dieksekusi. Menurut pers pemerintah China, keduanya dituduh terlibat korupsi dan jaringan mafia yang turut menyeret jatuh pemerintah Shenyang, kota terbesar kelima di China.

Xinhua melaporkan bahwa pengadilan tinggi di Provinsi Liaoning memberikan penangguhan dua tahun atas vonis hukuman mati terhadap Liu Rong, yang dijatuhkan pada April 2002. Di China, penangguhan dua tahun atas hukuman mati biasanya diganti hukuman penjara seumur hidup.

<>

Namun, pengadilan yang sama memerintahkan pengeksekusian terhadap Song Jianfei, orang kepercayaan Liu, yang menjalankan kegiatan mafia pemerasan. Terpidana telah ditembak mati pada Sabtu, 16 Agustus.

Liu, mantan anggota Kongres Rakyat Shenyang, dinyatakan bersalah pada 2002 karena memperkaya diri melalui jaringan mafia yang mengontrol atas bangunan, tembakau dan beberapa pasar di Shenyang. Jaringan korupsi ini membuat industri di kota itu terseok-seok.

Kasus itu juga menyeret Wali Kota Shenyang Mu Suixin. Setelah dilengser, dia divonis hukuman mati dan diberikan penangguhan pada 2001. Wakil Wali Kota Ma Xiangdong juga divonis mati dan dieksekusi pada Desember 2001.

Penumpasan geng Liu itu telah menjebloskan sekitar 50 orang ke penjara. Lima orang di antara mereka menerima hukuman mati dengan penangguhan dua tahun.Selain membeli wali kota dan wakilnya, Liu menyogok pejabat tinggi pengadilan dan kepolisian melalui perusahaannya, Shenyang Jiayang Corporation.

Gou Jiusi, mantan wakil kepala biro keuangan Shenyang, juga telah dieksekusi pada Desember 2001 atas keterlibatannya dalam kasus tersebut. Kasus itu telah ikut menyebabkan perekonomian Shenyang hancur. Industri di Shenyang ditutup, dimergerkan, atau diumumkan bangkrut yang mengakibatkan pengangguran melonjak. Padahal, saat itu ekonomi China sedang bersemangat karena selama 25 tahun telah mengadopsi orientasi pasar.

Kasus Shenyang menjadi contoh korupsi terang-terangan para pejabat China dan melembagakan korupsi dalam sistem satu partai komunis di China. Karena itu, tindakan keras kemudian diambil.

Mantan Wakil Wali Kota Ma dinyatakan bersalah pada 2001 atas penimbunan uang dan barang secara ilegal yang bernilai 9,76 juta yuan (sekitar Rp 9,8 miliar), menggelapkan sekitar USD 510 ribu (sekitar Rp 4,3 miliar) dana publik, dan tidak bisa mempertanggungjawabkan aset 10,68 juta yuan (sekitar Rp 10,7 miliar).Dia ditahan pada 2001 setelah tertangkap sedang berjudi 40 juta yuan (sekitar Rp 40 miliar) di sebuah kasino di bekas koloni Portugis, Macau.(Cih)