Warta

Maarif NU Tetapkan Visi Baru yang "Mandiri, Unggul, dan Profesional"

Ahad, 3 September 2006 | 15:30 WIB

Jakarta,  NU Online
Rakernas LP Maarif NU yang berlangsung pada 1-3 September di Jakarta memutuskan untuk merubah visi organisasi menjadi pusat pengembangan pendidikan yang mandiri, unggul dan profesional dalam bingkai "Ahlusunnah wal Jamaah". Visi baru ini merupakan upaya untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia pendidikan saat ini.

"Ini merupakan tuntutan situasi dan perkembangan dunia pendidikan seperti adanya UU Sisidiknas, UU Guru dan Dosen sehingga Maarif NU juga harus melakukan penyesuaian," tandas wakil ketua PP LP Maarif NU Muchsin Ibnu Djuhan sesaat setelah penutupan rakernas.

<>

Visi baru ini menimbulkan konsekuensi dan tuntutan baru agar apa yang telah dicanangkan tersebut dapat terwujud. Muchsin mengungkapkan bahwa hasil rakernas ini akan ditindaklanjuti dengan meningkatkan konsolidasi ke sejumlah daerah mulai dari tingkat wilayah sampai ke majelis wakil cabang (setingkat kecamatan).

Saat ini, struktur kepengurusan PP LP Maarif NU juga diisi dengan sejumlah tenaga dari berbagai bidang seperti Bappenas, Deplu, dosen, guru, pimpinan yayasan dan mereka yang bergerak dalam bidang pendidikan. Keragaman latar belakang ini diharapkan dapat menumbuhkan sinergi dari ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki.

Aturan-aturan keorganisasian seperti tata kerja, pedoman keorganisasian, pola hubungan organisasi dan lainnya juga telah dirubah dalam forum ini agar sesuai dengan visi barunya. "Ini agar seluruh perangkat organisasi bisa berjalan dengan efektif dan efisien sehingga bisa merespon dengan cepat berbagai perkembangan pendidikan yang ada," tandasnya.

Upaya pendanaan yang selama ini menjadi kendala bagi kebanyakan sekolah Maarif juga menjadi perhatian besar. Sejumlah kerjasama dengan berbagai fihak terus digalakkan. Selain kerjasama dengan departemen agama dan departemen pendidikan nasional, Maarif NU telah bekerjasama dengan Hans Seidels Foundatio, Ausaid, Center for Civid Education dan lainnya.

"Salah satunya, saat ini kami sedang berupaya melakukan up grade 18 SMK di sejumlah propinsi dengan sistem SMK dari China yang telah dilakukan studi banding beberapa lalu di China. Semuanya atas biaya HSF," tuturnya.

Sementara itu upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai ahlusunnah wal jamaah dilakukan dengan menerbitkan sebuah buku babon yang menjadi rujukan dalam pembelajaran mulai dari tingkat SD/MI sampai ke perguruan tinggi.

Sinergi internal juga akan terus digalakkan dengan badan otonom NU yang memiliki sekolah seperti Muslimat NU dan Fatayat NU. Dalam hal ini Maarif berfungsi sebagai payung yang mengkoordinasikan seluruh satuan pendidikan sedangkan lembaga dan badan otonom sebagai pelaksana satuan pendidikan. Upaya subsidi silang juga dilakukan antara sekolah yang sudah mapan dan sekolah yang masih mengembangkan diri.

"Semua program tersebut akan kamu buatkan target dan indikator-indikatornya sehingga akan dapat diukur seberapa besar keberhasilan yang dicapai," tambahnya. (mkf)