Warta

NU Jatim Tunjukkan “Aswaja Eksekutif”

Sab, 15 September 2007 | 02:14 WIB

Sidoarjo, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar kajian “Aswaja Eksekutif” di Masjid Agung Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (16/9) besok yang rencanannya akan dihadiri oleh sekitar 500 peserta dari ta’mir dan pengurus masjid se-Sidoarjo, instansi pemerintahan dan swasta serta instansi pendidikan.

Tema “Aswaja Eksekutif” dipilih untuk menegaskan pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) sebagaimana difahami dan dipraktikkan oleh warga NU (aswaja an-nahdliyyah).

<>

Hampir semua kelompok Islam menamakan diri sebagai "ahlussunnah wal jamaah" atau pengikut setia ajaran Nabi Muhammad SAW, para Sahabat Nabi dan generasi ulama penerus. Hampir semuanya berebut interpretasi mengenai Aswaja.

“Semua kelompok mengaku Aswaja. Nah kajian kita ini ingin menunjukkan Aswajanya NU itu gimana,” kata Suparman, salah seorang panitia pelaksana.

Kajian ini berkasud menjabarkan sikap keberagaman dan kemasyarakatan Aswaja sebagaimana difahami oleh NU, yaitu tawassuth (jalan tengah) dan i'tidal (konsistensi), tasammuh (toleran), tawazun (menjaga keseimbangan) dan amar maruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran).

Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim KH Muhammad Sholeh Qosim kajian ini diinspirasi oleh dua alasan. Pertama, pentingnya menghadirkan kembali ajaran Aswaja di tengah mengerasnya arus kekuatan ideologi etnonasionalisme yang mulai menggerogoti bangsa ini. “Sekali lagi, NU ingin mengukuhkan kembali keberpihakan terhadap NKRI,” katanya.

“Kedua, telah mengerasnya faham-faham ideologi yang mengidentifikasi diri dengan doktrin Ahlusunnah wal Jama`ah, padahal perilaku keagamaan yang mereka perlihatkan tidak lagi toleran, bahkan radikal dan tidak sesuai dengan ajaran Aswaja,” tambahnya.

Kajian digelar pukul 08.50, didahului oleh tadarrus ayak suci Al-Qur’an. Sebagai pembicara inti Penulis Buku Aswaja PWNU Drs. KH Masyhudi Muchtar M.BA dan KH. Muhammad Sholeh Qosim sendiri.(nam)