Warta KARTUN NABI KEMBALI DICETAK

Parlemen Iran Kirim Surat kepada Presiden

Sel, 19 Februari 2008 | 01:10 WIB

Tehran, NU Online
Para anggota parlemen di Iran, Senin (18/2), mendesak Presiden Ahmadinejad untuk meninjau ulang hubungan diplomatiknya dengan Denmark dan Belanda atas diterbitkannya kembali kartun-kartun yang menyindir Nabi Muhammad SAW di kedua negara tersebut.

Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Presiden Ahmadinejad, sebanyak 215 anggota parlemen mengatakan bahwa Iran harus meninjau ulang hubungan dagang dan politiknya dengan Denmark dan Belanda sebagai respon terhadap "gerakan anti-Islam dan Islamophobia di Holland dan Denmark.<>

"Kami, para wakil (rakyat) dari bangsa Iran yang bermartabat, mengutuk tindakan iblis ini. Kami meminta kepada presiden...untuk secara serius meninjau ulang hubungan politik dan dagang Iran dengan negara-negara tersebut," kata para anggota parlemen dalam surat itu.

Dilaporkan sumber AFP, di Jalur Gaza kelompok Islam Palestina, Hamas melakukan penyerangan ke kedutaan-keduataan dan para diplomat Denmark.

"Ledakkan kedutaan-kedutaan Denmark dan bunuh para duta besarnya," terang jurubicara Komite Resistensi Populer (PRC), Abu Abir dalam konferensi persnya di sebuah lokasi di Gaza, di mana para anggota PRC membakar bendera Denmark.

Abu Abir geram dengan dipublikasikannya kartun-kartun bergambar Nabi SAW itu dan menyeru para pejuang Islam menindak tegas mereka yang terlibat dalam proses pembuatan kartun-kartun tersebut serta segera melakukan pembantaian terhadap "setan-setan berbentuk manusia biadab itu".

"Kami menyeru (para pejuang Islam) untuk menindak tegas kepada mereka yang mencetak kartun-kartun (bergambar Nabi)...serta membantai mereka segera," seru Abir.

Sebelumnya pada 2006 silam, berbagai aksi protes di negara-negara Muslim di seluruh dunia mengemuka menyusul diterbitkannya kartun-kartun yang di antaranya menggambarkan Nabi SAW dengan mengenakan sorban yang ditempeli bom lengkap dengan sumbunya oleh harian Jyllands-Posten di Denmark.

Umat Islam menganggap kartun-kartun tersebut sebagai bentuk penistaan terhadap agama Islam. (dar)