Warta

PBNU Sosialisasikan Program Kerjasama Pertamina

Rab, 14 Maret 2007 | 01:43 WIB

Surabaya, NU Online
Untuk mempercepat pelaksanaan program kerjasama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) yang sudah ditandatangani tahun lalu, PBNU terus melakukan sosialisasi ke daerah. Kali ini sosialisasi dilakukan kepada Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

Sosialisasi bertema Forum Konsultasi Bisnis PBNU-PWNU dan Pengurus Cabang (PC) NU se-Jawa Timur dengan Pertamina itu dilaksanakan pada Selasa (13/3) lalu di Kantor PWNU, Jl Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya. Hadir dari PBNU KH A Sadid Djauhari (Wakil Katib), H Sirajul Munir (Bendahara) dan Prof Dr Muhtar Mas’ud (Ketua PWNU DI Jogjakarta, salah seorang tim PBNU).

<>

Sedangkan dari PWNU hadir KH Miftachul Akhyar (Wakil Rais), KH Hasyim Abbas (Katib), KH Abdurrahman Navis, Lc (Wakil Katib), H Soleh Hayat, SH, Drs KH Abdul Matin, SH, KH Nuruddin A Rahman, SH (semuanya Wakil Ketua), H Masyhudi Muhtar, MBA (Sekretaris), HA Sujono, SE (Wakil Sekretaris), dan H Abdul Muid (Bendahara).

Sementara undangan dari Cabang adalah Ketua Cabang, Ketua Lembaga Perekonomian dan para pengusaha NU. Hadir pula tim dari Pertamina Unit Pemasaran V Surabaya, masing-masing Agus Nugroho (Manajer Pemasaran) dan Evi (bagian Humas). Dari Pertamina Pusat tampak Hendri Dianto (bagian Pemasaran).

Dalam kesempatan itu Sirajul Munir menyatakan, PBNU membuka pintu lebar-lebar kepada para pengusaha NU yang ingin berbisnis dengan Pertamina. Bentuk bisnis yang dikerjasamakan di antaranya mendirikan pompa bensin, menjadi agen ataupun sub agen pelumas dan elpiji, mendirikan pangkalan minyak tanah, dsb. “Namun untuk yang belum berpengalaman kami sarankan menjadi sub agen terlebih dahulu,” tutur Sirajul.

Bendahara PBNU itu mengatakan, orang dalam berbisnis tidak harus langsung besar. Namun bermula dari hal-hal yang kecil harus dikerjakan lebih dahulu. Dari sana barulah akan bisa dikembangkan menjadi besar dan kuat dengan dukungan dari kanan-kiri, misalnya dengan bantuan Pemda, koperasi, perusahaan BUMN, dan lain sebagainya. “Pokonya kita harus bisa memanfaatkan lingkungan kita, untuk kepentingan NU,” tuturnya.

Sementara Muhtar Mas’ud menjelaskan tentang perekonomian NU yang dinilai masih lemah. Kalah jauh bila dibandingkan dengan akhina Muhammadiyah dan jaruna Katholik. Dalam hal pendidikan malah semakin tertinggal lebih jauh lagi. Untuk itulah PBNU membuat kerjasama dengan Pertmina akan ketertinggalan itu tidak semakin jauh. “Ini untuk membuka peluang kepada para pengusaha NU yang ingin mengembangkan bisnisnya,” kata dosen UGM tersebut.

Tak lupa Muhtar menjelaskan, bisnis dengan Pertamina memiliki prospek sangat cerah. Cara menghitungnya juga tidak sulit. Saat ini mobil dan sepeda motor jumlahnya semakin banyak. Setiap tahun angka itu terus bertambah secara signifikan. Semuanya butuh pelumas dan bahan bakar secara rutin. Dengan begitu rasio kerugian dalam bisnis ini amatlah kecil.

Ketua PWNU DIJ itu menuturkan, kerjasama yang dibangun bisa berbentuk tiga model. Pertama, bila PCNU tidak punya uang, bisa menunjuk orang yang punya modal untuk mendirikan perusahaan baru yang bergerak dalam distribusi Pertamina. PBNU harus mempunyai pengawas yang berdedikasi lulusan setidaknya D1 akuntansi. Perusahaan itulah yang akan mengajukan kerjasama, melalui PCNU. Tinggal ditentukan prosentase keuntungannya bagi kedua belah pihak. Kedua, jika PCNU punya modal, bisa kerjasama dengan orang lain dengan porsi 60 persen PCNU dan 40 persen untuk orang tersebut. Ketiga, orang-orang NU atau pengurus NU bisa patungan dengan wakaf tanah untuk mendirikan pompa bensin, dsb.

Muhtar juga menuturkan bahwa hasil survei International Development Bank (IDB) menyebutkan bahwa sebenarnya NU memiliki aset kekayaan yang luar biasa besar. Hanya saja sampai ini belum bisa dikelola dengan maksimal. “Untuk itulah kita akan melakukan gerakan ekonomi massal NU, agar kita tidak lagi bergantung pada birokrat dan proposal,” tuturnya yang disambut tawa para pengurus Cabang.

Sementara H Soleh Hayat yang ditunjuk sebagai koordinator pelaksanaan program ini untuk wilayah Jawa Timur, menyambut baik rencana tersebut. Rasa percaya diri tampak tersirat dari wajahnya. “Ini kesempatan baik untuk menggali dana operasional NU,” tuturnya saat dihubungi di sela-sela acara.

Senada dengan Soleh Hayat, KH Nuruddin A Rahman yang memandu acara, turut memberikan semangat kepada para pengusaha NU yang tertarik dengan program tersebut. “Ini adalah kesempatan yang menarik dan sangat penting untuk ditindaklanjuti,” kata Kiai Nuruddin.

Bahkan anggota DPD asal Jawa Timur itu beberapa kali ini menuturkan keuntungan yang akan didapatkan mereka dalam bisnis ini. “Pertamina untung, kita untung dan bangsa untung,”  katanya menirukan iklan Pertamina di televisi. (sbh)