Warta

PCNU Brebes: Jangan Sepelekan Umat

NU Online  ·  Kamis, 23 September 2010 | 06:22 WIB

Brebes, NU Online
Meski kelihatan tidak memiliki daya apapun, tetapi umat sesungguhnya memiliki kekuatan yang sangat tangguh. Terbukti berbagai pembangunan mencapai kesuksesan karena ditopang oleh kepedulian dan persatuan umat.

“Wujud dari itu, berbagai tempat ibadah berdiri megah karena atas partisipasi umat,” terang Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Brebes, KH Sodikin Rahmat di Gedung NU Brebes, Kamis (23/9).r />
Menurutnya, secara fisik berbagai tempat ibadah yang berdiri atas kepedulian umat mencapai ribuan. Dari data yang ada, akhir tahun 2009 jumlah Masjid di Kabupaten Brebes ada sebanyak 1.051 buah. Mushola ada 5403 dan pondok pesanteren ada 182 buah. “Semua tempat ibadah itu, dibangun atas kekuatan umat. Pemerintah atau pihak ketiga paling banter memberikan subsidi sekitar 5 prosen,” terangnya.

Sedang untuk tempat ibadah Non Muslim, lanjut Sodikin, gereja Protestan 14 dan gereja katolik 7 buah serta Klenteng 2 buah.

Demikian juga dalam pembangunan sekretariat organisasi. Kekuatan umat atau anggota organisasi menjadi tumpuan utama. “Pembangunan Gedung NU saja, ditopang oleh kekuatan umat,” terang Sodikin yang juga Ketua Panitia Pembangunan Gedung NU Brebes itu.

Lebih lanjut Sodikin menyatakan, Nahdliyin mengandalkan jariyah warga dalam pembangunan Gedung NU di Jalan Yos Sudarso Brebes. Dari rencana anggaran sebesar 1,7 milyar sudah terhimpun dana 800 juta rupiah. “Bila yang menyumbang sampai sejuta umat umat masing-masing 2 ribu rupiah, maka akan terkumpul dana 2 Milyar rupiah,” paparnya.

Artinya, sambung Sodikin, pembangunan gedung NU itu pun bisa rampung hanya dengan kekuatan umat. Bahkan kelebihan dana sebesar 300 ribu rupiah yang tentunya bisa digunakan untuk membeli air.

Sehingga, lanjutnya, umat secara psikis harus terus dibangun mentalnya agar terus menerus mempunyai ghirah (semangat) untuk terus membangun. Kekeliruan sejarah, banyak pihak yang memancing-mancing dengan pemberian-pemberian yang menimbulkan mental peminta. “Sejak dulu, umat kita sebagai pekerja keras dan gemar bersedekah. Tetapi dengan adanya  pilkada dan pileg langsung, memberikan pembelajaran yang kurang mendidik,” ujarnya.

Makanya, masih kata Sodikin, Pengurus Besar NU juga meminta agar Pemilihan Kepala Daerah Langsung segera di hapus. “Keputusan Muktamar NU ke-32 di Makassar, merekomendasikan kepada pemerintah agar kembali menghapus Pilkada Langsung,” tandasnya. (Was)