Warta HARLAH KE-85 NU

Timur Tengah perlu Mencontoh Kerukunan Indonesa

Sen, 18 Juli 2011 | 02:07 WIB

Jakarta, NU Online
Konflik di Timur Tengah tak henti-hentinya terjadi. Tak ada tanda-tanda akan berhenti dalam waktu dekat. Padahal, mereka relatif homogen. Ini menunjukan penduduk Timur Tingah mengalami krisis toleransi dan menerima yang lain, demikian dikatakan ketua PBNU, Said Aqil Siroj dalam sambutan pada Harlah Nahdlatul Ulama ke 85 di Gelora Bung Karno, Ahad, 17/07, Jakarta.

Contohnya Afghanistan. Hingga kini, negara yang sebagian besar wilayahnya gurun, masih diliputi konflik multidimesi. Ada konflik etnis, mazhab, politik, dan ekonomi. Amerika serikat dan PBB hampir tak bisa menanganinya.
<>
“Mereka mesti belajar kerukunan ke Indonesia,” jelasnya. “Negara Indonesia terdiri beragam suku, adat, agama dan kepercayaaan dalam wilayah luas. Tapi masih bisa menjaga kerukunan dalam kerangka NKRI.

Dengan demikian, Kang Said menambahkan, NU yang berprinsif tasamuh, twasuth, dan tawazun, turut serta dalam mendamaikan mereka. Sebagai awal, mempertemukan ragam kelompok yang berkonflik. Dan ternyata mereka merspon dengan baik.

“20 orang mewakili berbagai pihak dipastikan hadir. Salah satunya mantan presiden Burhanudin Rabani. Pertemuan akan berlangsung di hotel Borobudur, Jakarta, pada Senin 16 Juli.

Redaktur: Mukafi Niam
Penulis    : Abdullah Alawi