Warta

Tokoh Agama Kumpul di PBNU, Bahas Film Lecehkan Islam

Rab, 12 Maret 2008 | 12:34 WIB

Jakarta, NU Online
Sejumlah tokoh agama mengadakan pertemuan di PBNU Rabu (12/3) untuk mensikapi akan ditayangkannya Film berjudul Fitna yang dibuat oleh pemimpin sayap kanan Belanda, Geert Wilders yang menggambarkan Al Qur’an sebagai sumber kekerasan.

Hadir dalam pertemuan tersebut KH Hasyim Muzadi, tokoh Muhammadiyah Imam Daruqutni, Pendeta A.A Yewangoe dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), dan Romo Benny Susetyo dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

<>

Kiai Hasyim menjelaskan permasalahan ini dibicarakan bersama seperti kasus-kasus yang masalah hubungan antar agama lainnya yang terjadi di Indonesia sebelumnya sehingga tidak dianggap satu fihak. “Kalau dibicarakan bareng-berang nanti cepat selesainya,” katanya.

Sikap bersama ini akan disampaikan dalam konferensi pers yang akan dilaksanakan Kamis (13/3) besok di PBNU.

Geert Wilders (45), anggota parlemen Belanda, pendiri Partai Kebebasan (PVV), partai sayap kanan yang menganut paham anti-Islam dan antiimigran telah menawarkan film ini ke sejumlah stasiun TV di Belanda, namun semuanya menolak, namun ia akan menayangkan film berdurasi 15 menit ini di jaringan internet.

Situs resminya, www.fitnathemovie.com, tempat Wilders akan merilis filmnya belum menampilkan apa-apa, hanya terdapat cover al Qur’an dengan tulisan Fitna coming soon. Sekitar 24 video yang terkait dengan film ini berada di Youtube termasuk wawancara Wilders, pemain sekaligus sutradara dari film dokumenter ini.

Dalam trailer film, Wilders memberikan komentar tentang Al Quran dan di akhir trailer, politisi Belanda kelahiran 6 September 1963 ini membuang Al Quran ke atas meja. Film ini juga akan mengikutkan animasi kartun Nabi Muhammad SAW. Ia menambahkan, judul film dokumenter itu merujuk ke makna setan.

Ia sudah mendapatkan pengawalan dari polisi sejak tahun 2004 ketika mengatakan bahwa seharusnya Pemerintah Belanda melarang penggunaan Al Quran di Belanda yang menurutnya sama dengan buku doktrin milik pemimpin Nazi Adolf Hitler berjudul Mein Kampf.

Pemerintah Belanda sendiri disibukkan dengan masalah ini dan telah mengumpulkan 43 dubes dari negara-negara muslim serta memerintahkan kedubesnya di seluruh dunia untuk mengurangi dampak yang mungkin timbul. Jaksa Agung Amsterdam telah menyelidiki kemungkinan menyeret anggota parlemen itu ke pengadilan karena pernyataan terbukanya yang berisi hasutan. (mkf)