Daerah

Solusi Atasi Hambatan Belajar Santri ala Gus Ahmad Kafa dan Ning Sheila Hasina Lirboyo

Sab, 24 Desember 2022 | 08:00 WIB

Solusi Atasi Hambatan Belajar Santri ala Gus Ahmad Kafa dan Ning Sheila Hasina Lirboyo

Pasangan suami istri dzuriyah Lirboyo Gus Ahmad Kafa dan Ning Sheila Hasina saat Talk Show Penguatan Karakter Santri di Pesantren Al Ihya Ulumaddin Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (21/12/2022). (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Dalam perjalanan mencari ilmu setiap santri pastilah menghadapi berbagai ujian dan rintangan yang bisa menghambat mereka dalam proses belajar. Pasangan suami istri dzuriyah Lirboyo Gus Ahmad Kafa dan Ning Sheila Hasina berbagi tips sebagai solusi penghambat proses pendidikan santri di pesantren.


Hal ini disampaikan saat keduanya menjadi pembicara dalam acara talk show yang mengangkat tema Penguatan Karakter Santri di Pesantren Al Ihya Ulumaddin Cilacap Jawa Tengah, Rabu (21/12/2022).

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Di hadapan ratusan santri Cilacap, Gus Ahmad Kafa dari Lirboyo menyampaikan 3 aspek mencari ilmu. Pertama, Al ittisal billah (persambungan kepada Allah). Kedua, al ittisol bil mudarris (persambungan antara santri dengan guru). Ketiga, al ittisal bis shadiq (persambungan antara santri dengan sesama teman).


"Persambungan dengan Allah, dalam kalian menuntut ilmu jangan putus berdoa kepada Allah. Setiap sudut majelis ilmu mengandung mustajabah kepada Allah. Berdoa apa pun yang baik-baik. Maka ketika kalian gagal mencapai bulan, kalian akan berada di antara bintang-bintang," kata Gus Ahmad Kafa.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Kemudian aspek kedua al ittisal bil mudarris, persambungan dengan guru. Seorang santri harus mau meniru guru, meneladani haliyah guru, dan lebih paling penting adalah manut opo dhawuh guru (taat apa yang diperintah guru).


Menurutnya apa pun perintah guru, maka santri harus patuh. Sebagai contoh saat sang guru belum mengizinkan pulang maka santri pun harus patuh. Karena di sinilah terletak kunci ridlanya guru.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


"Kunci menjadi santri itu nurut terhadap guru yakni nurut dulu baru belajar, mondok itu bukan bisa atau tidaknya memahami pelajaran tetapi mondok itu aspek yang lebih penting perbaiki karakter, perbaiki akhlak," cetusnya lagi.


Ketiga, al ittisal bis shadik, persambungan dengan teman. Teman juga membawa pengaruh dalam dalam proses mencari ilmu. Salah memilih teman bisa mempengaruhi semangat dalam belajar maka pandai-pandailah memilih teman.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Mampu Mengatur Waktu Agar Tidak Terbuang Sia-Sia

Sementara Ning Sheila Hasina menambahkan bahwa seorang santri harus pintar mengatur. Hal ini penting karena akan menghindari terbuangnya waktu dengan sia-sia.


"Sebagai orang Muslim harus pintar dalam manajemen waktu. Mengatur waktu untuk hal yang bermanfaat adalah suatu hal yang wajib. Apabila sudah mendapat kan barakahnya waktu maka semua waktunya di setiap hari akan menjadi berkah," terang Ning Sheila.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Ning Sheila mencontohkan Imam Nawawi yang menulis kitab hingga mencapai ribuan karya padahal umurnya hanya 40 tahun. Hal ini tentu saja di luar nalar. Akan tetapi, karena ia mendapatkan barakah waktu maka hal itu menjadi hal yang sangat mungkin terjadi.


"Maka agar mendapatkan barakahnya waktu kita yang terpenting bagi santri adalah istiqamah dalam segala hal. Misal biasakan tadarus di pagi hari, maka terus lakukan itu jangan berhenti. Baru kita akan mendapatkan barakah waktu," sambungnya.


"Selain itu semangat juang yang tinggi, tekad yang teguh, dan pantang menyerah itu penting bagi seorang yang menuntut ilmu," tegasnya.


Talkshow tersebut bertajuk Penguatan Karakter Santri berlangsung di kompleks Pesantren Al Ihya Ulumaddin. Acara ini diikuti oleh santri Al Ihya Ulumaddin dan pesantren-pesantren di Kabupaten Cilacap. Acara ini sekaligus menjadi rangkaian peringatan Harlah Jamiyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Mubalighoh (JPPPM) Nusantara yang jatuh pada hari Ahad (18/12/2022) lalu.


Kontributor: Naeli Rokhmah
Editor: Kendi Setiawan

ADVERTISEMENT BY ANYMIND