Nasional

2 Rukun Puasa Ramadhan

Sel, 29 Maret 2022 | 11:00 WIB

2 Rukun Puasa Ramadhan

Ilustrasi

Jakarta, NU Online

Bulan suci Ramadhan 1443 H sebentar lagi akan tiba. Umat Islam sibuk mempersiapkan diri menyambut bulan mulia itu, bulan yang disebutkan dalam sebuah hadits sebagai bulannya umat Nabi Muhammad saw.


Satu hal yang tak boleh ketinggalan adalah pengetahuan mengenai puasa Ramadhan, seperti syarat, rukun, dan berbagai macam kesunnahan dalam mengisi bulan Ramadhan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Ibadah puasa Ramadhan dianggap sah apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya. Syarat merupakan sesuatu yang wajib dilakukan sebelum melakukan ibadah, sedangkan rukun adalah sesuatu yang harus dipenuhi di dalam menjalankan ibadah.


Adapun puasa memiliki dua rukun yang harus dilakukan, yakni niat dan menjaga diri dari perkara yang membatalkan.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 


Niat puasa Ramadhan, sebagaimana dilansir dari NU Online, merupakan pekerjaan ibadah yang diucapkan dalam hati dengan persyaratan dilakukan pada malam hari dan wajib menjelaskan kefardhuannya di dalam niat tersebut.


Berikut niat lengkap puasa Ramadhan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانِ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ 

 

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhis syahri ramadhani hadzihis sanati lillahi ta’ala

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Artinya, "Saya niat mengerjakan ibadah puasa untuk menunaikan kewajiban bulan Ramadhan pada tahun ini, karena Allah swt semata." 


Niat puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari didasarkan pada sabda Nabi Muhammad saw berikut.


  مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ  

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Artinya, “Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu hajar, maka ia tidak berpuasa,” (Hadits Shahih riwayat Abu Daud: 2098, al-Tirmidzi: 662, dan al-Nasa’i: 2293).


Sementara itu, rukun kedua adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari atau waktu Maghrib tiba. Hal ini didasarkan pada Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 187 berikut.


 فَاْلئَنَ باَشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ اْلخَيْطُ اْلاَبْيَضُ مِنَ اْلخَيْطِ اْلاَسْوَدِ مِنَ اْلفَجْرِ ثُمَّ اَتِّمُوْا الصِّيَامَ اِلَى اللَّيْلِ 


Artinya, “…maka sekarang campurilah, dan carilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu, serta makan dan minumlah sampai waktu fajar tiba dengan dapat membedakan antara benang putih dan hitam. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai waktu malam tiba...(QS. al-Baqarah, 2: 187)


Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan

ADVERTISEMENT BY ANYMIND