Jakarta, NU Online 
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) se-Indonesia diminta dan diharapkan agar menyiapkan narasi gagasan untuk dituangkan pada forum Kongres XX IPNU, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat-Ahad (12-14/8/2022). 

"(Kongres IPNU) tidak hanya dimaknai sebatas siapa yang akan menjadi ketua umum ke depan. Tidak hanya itu," ungkap Ketua Panitia Pengarah Kongres XX IPNU Hasan Malawi, kepada NU Online, Kamis (11/8/2022) malam. 

Menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) IPNU ini, pergantian kepemimpinan merupakan bagian dari demokratisasi organisasi. Meski begitu, ia berharap agar dalam organisasi juga terdapat demokratisasi pengetahuan, nilai, dan idealisme. 

Sebuah organisasi, lanjutnya, akan menjadi paripurna apabila mampu mengedepankan demokratisasi nilai dan pengetahuan terlebih dulu, daripada demokratisasi politik yang bicara soal kontestasi pada setiap gelaran kongres.  

"Kalau kita berangkat dari demokrasi nilai, demokrasi pengetahuan dulu, maka itu akan lebih paripurna, daripada berangkat dari demokrasi politik. Sebab nanti ruang-ruang setelah itu justru terkontaminasi," tegas Gus Hasan, sapaan akrabnya. 

Gus Hasan melanjutkan bahwa kepemimpinan pada sebuah organisasi, khususnya IPNU, tidak bisa ditentukan oleh satu pihak tertentu. Sebab semua peserta Kongres XX IPNU berhak memilih dan dipilih. 

"Selanjutnya gagasan terpenting bukan isi kepala seorang pemimpin, tapi sanggupkan pemimpin itu menerima pandangan, wawasan, dan amanah dari organisasi," ungkap Gus Hasan. 

Diketahui, Kongres XX IPNU telah memiliki enam kandidat calon ketua umum yang akan memimpin organisasi pelajar NU ini hingga tiga tahun ke depan. Mereka telah melalui berbagai tahap, mulai dari pendaftaran hingga debat kandidat yang digelar oleh PP IPNU. 

Keenam kandidat itu adalah Muhammad Agil Nuruz Zaman dari PC IPNU Kabupaten Demak, Agus Suherman Tanjung dari PC IPNU Palembang, Husni Mubarak dari PC IPNU Tasikmalaya, Muhammad Ishomuddin Haidar dari PC IPNU Jombang, Sulkifli Azis dari PC IPNU Kota Makassar, dan Aufar Hadi dari PC IPNU Jakarta Selatan. 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syamsul Arifin