Daerah

Amaliah Raih Keberkahan dengan Minum Susu di Tahun Baru

Rab, 3 Agustus 2022 | 19:30 WIB

Amaliah Raih Keberkahan dengan Minum Susu di Tahun Baru

Amaliah Raih Keberkahan dengan Minum Susu di Tahun Baru

Pringsewu, NU Online 
Saat ini, kita sudah memasuki tahun baru hijriah 1444. Sebagian ulama menganjurkan umat Islam meminum susu pada momentum tahun baru ini. Hal ini dijelaskan oleh Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Pringsewu Lampung KH Abdul Hamid saat berdiskusi tentang amalan di tahun baru, Rabu (3/8/2022).


Minum susu pada tahun baru ini sekaligus sebagai sebuah harapan dan doa agar sepanjang tahun dijadikan tahun yang putih, tahun yang bersih, dan tahun melakukan kebaikan-kebaikan. Ia pun menyampaikan doa yang dibaca saat minum susu di tahun baru yakni:


ُ‎اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْهِ وَزِدْنَا مِنْه

 

Artinya: "Ya Allah, berkahilah minuman kami dan tambahkanlah darinya (rezeki) pada kami"


Dalam susu sendiri lanjut Kiai Hamid, terdapat anugerah yang telah dipersiapkan Allah swt untuk umat Rasulullah saw khususnya untuk anak. Susu mampu menentukan kesempurnaan tumbuh kembang anak. Perihal manfaat susu juga sudah disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits rasulullah saw. 


“Dari sisi kesehatan pun susu memiliki banyak keutamaan seperti menumbuh kembangkan pertumbuhan anak, mencukupi dan mengenyangkan kebutuhan makan minum anak, tidak bikin perut anak mules,” ungkapnya.


“Saat Isra' Mi'raj, susu adalah pilihan Rasulullah saw yakni saat Malaikat Jibril menyuguhkan khamr dan susu. Dan susu adalah tanda kefitrahan umat Rasulullah saw,” imbuhnya.


Amaliah Santri di Tahun Baru

Pengasuh Pesantren Al Husna Bukit Rajawali Pringsewu ini menjelaskan bahwa ia juga sudah melakukan kegiatan minum susu bersama para santri saat menggelar mujahadah sambut awal tahun Hijriyah 1444 H pada pekan lalu. Pada kesempatan tersebut ia bersama para muridnya minum susu bersama setelah mujahadah sebagai bentuk tabarukan dan Tafa'ulan pada Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki yang setiap kali masuk 1 Muharram selalu membagikan susu kepada santri-santrinya.


Kiai Hamid pun menjelaskan bahwa untuk menambah keberkahan, ia meminta santrinya menulis Basmalah menggunakan bahasa Arab sebanyak 113 di tahun baru. Lafadz Basmalah ini ditulis dikertas polos dimulai setelah magrib atau muncul hilal (bulan muda) di malam bulan Muharram dan berakhir adzan besok malamnya. 


Para santri menulisnya dalam keadaan suci, baik dari hadats kecil atau besar dan menulis dengan menghadap kiblat. Saat menulis tidak berbicara dengan siapapun dan berniat daf’ul bala (tolak balak), tahshin (benteng), dan jalbul manafi’ (memperoleh manfaat) dengan bertabarruk kepada ayat Al-Qur’an dan bulan yang dimuliakan, yaitu bulan Muharram.


Menurut Syekh Muhyiddin Zadah dalam kitab Hasyiyah Tafsir al-Baidhawiy juz 1 halaman 45, sebagaimana dikutip dari riwayat Khalifah Umar bin Abdul Aziz bahwa dalam menulis basmalah untuk menghormati dan memuliakan Al-Qur'an. Hendaknya dalam menulis dipanjangkannya huruf Ba (ب) dan (penjelas) dengan huruf Sin (س) dengan giginya dan bulatkan huruf Mim (م) dengan lubang ketika menulis bismillah (بسم الله).


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin