Bupati Rembang H Abdul Hafidz Selasa (22/6) melaksanakan buka puasa dan shalat tarawih bersama anak-anak yatim piatu di panti asuhan Darul Aitam di Masjid Pancasila Al-Khittoh Desa Selopuro Kecamatan Lasem kabupaten Rembang. Dalam kesempatan itu, Hafidz juga menyerahkan santunan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Rembang kepada mereka.
Bupati yang juga alumni Pesantren Al-Anwar Sarang ini menyampaikan bahwa betapa istimewanya anak yatim di sisi Allah SWT. Begitu juga dengan orang-orang yang menanggung beban mereka.
"Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW dikatakan bahwa Nabi bersama dengan orang-orang yang menanggung beban anak yatim, Keduanya berjarak seperti dua jari dari Nabi Muhammad SAW di surga," jelasnya.
Bupati menambahkan menolong anak yatim, tidak seperti menolong orang biasa. Sehingga dapat dikatakan, anak yatim itu lebih tinggi dari pada orang-orang pada umumnya, oleh karena itu jajaran pejabat Pemkab dan masyarakat yang turut hadir diingatkan jangan sekali-kali memandang sebelah mata anak yatim.
Sedangkan kepada anak-anak yatim piatu Darul Aitam diminta jangan berkecil hati dalam menjalani kehidupan. Mereka bisa mencontoh Nabi Muhammad SAW yang juga sudah ditinggal orang tuanya sejak kecil.
Dalam kesempatan tersebut ia juga megatakan, bahwa banyak pula anak dari orang kaya yang tidak jelas masa depannya. "Begitu sebaliknya banyak juga anak yatim sukses dalam kehidupannya." paparnya.
Kegiatan semacam ini merupakan rutinitas Abdul Hafidz pada bulan Ramadhan kali ini. Bukan hanya di panti asuhan, ia juga melaksanakan kegiatan serupa dibeberapa kecamatan bahkan di beberapa desa di Kabupaten Rembang. (Aan Ainun Najib/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
4
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua