Jombang, NU Online
Hidup di pesantren harus menjadi kebanggaan tersendiri bagi para santri. Pasalnya, selain kepribadian dan mental terbentuk dengan kuat, keberkahan dari para ulama serta guru-guru juga terus mengalir kepada santri. Bahkan sesuatu yang tak bisa dinalar oleh logika pun seringkali terjadi.
Hal inilah yang dirasakan salah oleh salah satu santri Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Shefy Badrul Lailiyah. Kepada NU Online, mahasiswi Universitas KH Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas ini mengatakan, para santri tak boleh kecil hati sebab berada di pesantren.
"Kita tidak boleh berkecil hati, karena saya sendiri dengan yakin dan mantap merasakan betapa besar barokah dari masyayikh dan para guru-guru kita," ucapnya, Kamis (29/11).
Shefy begitu ia kerap disapa menceritakan, betapa ia bersyukur menjadi santri lantaran dapat diterima dan berbaur dengan sejumlah mahasiswa S3 di Korea beberapa waktu lalu di gelaran Simposium Internasional.
Dirinya yang masih dalam proses menyelesaikan S1 tak menyangka bisa ikut andil dalam giat bergengsi itu. Bahkan di forum tersebut, dirinya juga mengaku aktif ikut andil bertukar pikiran bersama para peserta yang lain.
"Saat saya di Korea hampir seluruh peserta Simposium Internasional adalah mahasiswa S3 dari berbagai negara di Asia. Dan Kami perwakilan dari Unwaha adalah satu-satunya mahasiswa tingkat S1 yang bisa ikut Simposium tersebut," tuturnya.
Selain dirinya, beberapa santri lain di Pesantren Bahrul Ulum juga tak jarang mendapat kesempatan yang berharga di luar negeri. Seperti halnya pada kompetisi-kompetisi tingkat regional sampai internasional. Mulai dari santri yang masih duduk di bangku madrasah hingga mereka yang sudah menempuh pendidikan formalnya di perguruan tinggi.
"Bahkan sampai sekarang kalau ditanya, kok bisa sampai seperti itu?. Tentu jawabannya adalah nggeh karena barokahnya Bahrul Ulum," ujar dia.
Dengan demikian, para santri harus terus optimis dengan dunia pesantren yang sudah dipilihnya. "Meskipun kita ini hidup di pesantren dan kuliah di kampus yang usianya masih muda bahkan kecil jangan kecil hati. Saya ceritakan bahwa betapa luar biasanya barokah mondok dan kuliah di lingkungan pesantren, termasuk di Bahrul Ulum," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Muiz)