Daerah

Bersama Dinas Sosial, Banser di Semarang Bantu Orang Telantar 

Sab, 21 Desember 2019 | 13:00 WIB

Bersama Dinas Sosial, Banser di Semarang Bantu Orang Telantar 

Budi Santoso (baju merah) bersama Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang saat di lapangan. (Foto: NU Online/A Rifqi H)

Semarang, NU Online
Barisan Ansor Serbaguna (Banser) merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU) yang lebih aktif bergerak di lapangan. Karena itu, kontribusi Banser dalam aktifitasnya harus banyak berorienstasi melayani umat di berbagai persoalan, utamanya persoalan sosial. Seperti yang dilakukan Banser asal Kota Semarang, Budi Santoso di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Jawa Tengah.
 
Menjadi salah satu koordinator wilayah dalam Tim Penjangkauan Dinsos (TPD), Budi bisa membantu warga yang kesusahan atau yang dikategorikan sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). 
 
"Alhamdulillah, bersama TPD dan Dinsos, saya bisa membantu masyarakat," kata Budi di sela rapat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang di gedung majlis taklim Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Semarang, Jumat (20/12). 
 
Budi menceritakan salah satu pengalamannya, yakni membantu seorang pria 60 tahun yang telantar di daerah Bongsari, Semarang Barat.
 
"Dia ngakunya warga Bongsari RT 2 RW VII," ujarnya, Ketika ditanya, bapak tersebut bilang tidak mempunyai istri dan tinggal dan rumah keluarga, imbuhnya.
 
Menurut pengakuan kelayan (penerima manfaat bantuan sosial, istilah Dinsos), sambungnya, orang tersebut mengaku bingung lantaran tidak ada yang mau merawatnya sehingga harus hidup menggelandang.
 
"Saat ditemukan menangis sambil mengerang kesakitan, mengeluhkan bagian lambung dan kepala," bebernya.
 
Selain itu, kepala daerah operasional (Kadaop) 6 Banser Kota Semarang ini memperhatikan kelayan tersebut mengidap sakit kulit. Karenya itu ia segera menghubungi layanan medis Pemerintah Kota Semarang.
 
"Karena tim AH (ambulan hebat) waktu itu sedang tidak dapat memenuhi panggilan, akhirnya bapak tersebut dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wongso Negoro Semarang dengan ambulance Dinsos," ungkapnya.
 
Dalam menyelesaikan kasus tersebut, ia berkoordinasi dengan berbagai pihak hingga ditemukan keluarganya, kakak kandung yang telah memiliki seorang istri dan empat orang anak. Kata kakaknya, orang tersebut memang sering pergi, mengamen, terus lupa alamat.
 
Menurut penuturan kakaknya, kelayan tersebut memang banyak ditolak saudaranya lantaran perilakunya yang dinilai tidak baik. Bahkan orang tersebut juga dimasukkan dalam Kartu Keluarga (KK) kakaknya.
 
"Ya cuma mas-e (kakaknya) itu yang mau mengurusi," imbuhnya.
 
Dia mengakui, dalam satu bulan ini sedikitnya terdapat belasan kasus orang terlantar yang ditangani Dinsos Semarang. Sementara, saat menangangi kasus tersebut, ia bersama anggota TPD yang lain, yakni Kelik dan Kunti Septijarini Inasanti.
 
Ditambahkan, informasi yang ditindaklanjuti oleh TPD masuk melalui berbagai layanan, diantaranya call centre 112 (CC 112), WAG TPD, instragram @hendarprihadi, dan sebagainya.
 
“Kadang juga ada lurah atau RT yang japri (informasi melalui jaringan pribadi/bukan grup)," tutupnya. 
 
 
Kontributor: A Rifqi H
Editor: Ibnu Nawawi