Daerah

Di Bali Puluhan Alumni Pesantren Nurul Jadid Paiton Gelar Doa untuk Muslim Rohigya

NU Online  ·  Senin, 11 September 2017 | 06:02 WIB

Badung, NU Online
Puluhan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, yang berada di Bali, menggelar istighosah dan doa bersama atas tragedi kemanusian yang terjadi di Myanmar. Doa bersama ini bertempat di Desa Kedonganan, Kuta Selata, Badung Bali, Ahad (10/9) malam. 

Para alumi Pondok Pesantren Nurul Jadid ini, dengan khusyu memanjatkan doa agar tindakan kekeras militer Myanmar pada etnis Rohingya yang diduga sekitar 290.000 orang Rohingya, yang melarikan diri dari Rakhine agar mendapat pertolongah Allah SWT.

Ach Yani Zeen, salah satu senior alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, mengatakan bahwa penindasan pada etnis Rohingya bukan persolan agama, karena banyak pihak yang mengaitkannya dengan isu agama. Mengingat mayoritas masyarakat Myanmar memeluk agama Budha dan Rohingya beragama Islam. 

"Konflik di Myanmar sama sekali ini bukan persoalan agama. Ada konflik kepentingan ekonomi di balik persoalan Rohingya. Kita tahu banyak di media memberitakan ada jalur sumber energi, minyak dan gas. Kepentingan itu yang dibungkus dengan konflik agama. Kita doakan saja, semoga tragedi kemanusian di Myanmar segera selesai," ucapnya.

Hal senada juga dikemukakan kordinator Istighosah, Misdawi. Menurutnya tragedi yang menimpa etnis Rohingya adalah luka dunia. Setiap manusia katanya, harus diperlakukan secara manusiawi.

"Kami sebagai santri, turut prihatin pada tragedi di Myanmar. Karena bagaimanapun penindasan itu tidak boleh terjadi. Dengan adanya istighosah dan doa bersama pada Allah SWT. Kami harapkan segala penindasan pada manusia segerah berkahir, khususnya pada etnis Rohingya," ujarnya. (Misdawi/Zunus)