Daerah

Diliputi Pandemi, Adaptasi Santri Baru di Pesantren Alami Akselerasi

Rab, 23 September 2020 | 14:30 WIB

Diliputi Pandemi, Adaptasi Santri Baru di Pesantren Alami Akselerasi

Santri Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur usai mengikuti aktivitas pesantren. (Foto: NU Online/Syamsul Arifin)

Jombang, NU Online
Pengasuh Pesantren Mamba'ul Ma'arif, Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Abdussalam Shokhib menyampaikan, ada hal positif yang dirasakan para santri baru di pesantren saat pandemi seperti sekarang. Mereka mendapat perhatian dan pengawasan yang lebih dibandingkan situasi normal sebagaimana sebelumnya.


"Karena intensitas kita dalam mengawasi santri lebih sering. Saya juga sering memberikan pengarahan bagi para pembina kamar bahwa kalau ada problem yang dihadapi santri baru segera ditangani," ungkapnya kepada NU Online, Selasa (22/9).


Dengan demikian, adaptasi santri baru dengan lingkungan pesantren mengalami akselerasi (percepatan). Santri baru mayoritas betah. Ditambah lagi banyak teman baru. "Kalau waktu normal, adaptasi anak baru itu cukup lama. Nah ini tidak, satu bulan kayaknya sudah kerasan," jelasnya.


Ia menyampaikan, pesantren yang didirikan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri ini menampung kurang lebih 2000 santri. Sementara untuk santri barunya tahun ini sekitar 700 santri. Angka tersebut, menurut dia, masih terbilang normal meski dalam situasi pandemi. 


"Terhadap antusias santri mondok ke pesantren di tengah siatuasi Covid-19 tidak begitu berpengaruh. Angka 700 santri baru itu masih sangat normal kalau di sini," ucapnya.


Pria yang kerap disapa Gus Salam ini mengungkapkan, aktivitas santri sudah berlangsung sejak beberapa waktu terakhir. Semua santri baru dan santri lama mengikuti kegiatan-kegiatan yang disusun pesantren sebagaimana situasi normal.


Ia menambahkan, yang membedakan adalah bahwa masing-masing santri dituntut selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sebagaimana dianjurkan pemerintah. Seperti menjaga kebersihan, memakai masker, menjaga jarak, dan lain sebagainya. "Shalat jamaah harus berjarak, ngaji, sekolah diniyah harus memakai masker," imbuhnya.


Cucu KH Bisri Syansuri ini menegaskan, pesantren sangat taat terhadap imbauan pemerintah terkait protokol kesehatan. Mayoritas pesantren NU melalui pengasuhnya telah memberikan contoh akan pentingnya penegakan protokol kesehatan di masa pandemi kepada para santri.


"Saya bisa memastikan, bahwa pesantren mayoritas taat kepada protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah. Ini sangat luar biasa bagi pesantren," pungkasnya.


Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Musthofa Asrori