Daerah

Gelar Tahlil dan Doa, PTKI Se-Jatim Nyatakan Sikap atas Tragedi Kanjuruhan

Sab, 8 Oktober 2022 | 05:19 WIB

Gelar Tahlil dan Doa, PTKI Se-Jatim Nyatakan Sikap atas Tragedi Kanjuruhan

Gelar Tahlil dan Doa, PTKI Se-Jatim Nyatakan Sikap atas Tragedi Kanjuruhan

Surabaya, NU Online

Sebagai wujud solidaritas terhadap korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Jawa Timur menggelar doa dan tahlil secara daring pada Jumat (7/10/2022) malam. Aksi solidaritas ini diikuti oleh pimpinan dan civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang beserta seluruh pimpinan dan civitas akademika Perguruan Tinggi Keislaman Swasta di lingkungan Kopertais Wilayah IV.


Dalam acara ini juga dibacakan pernyataan sikap PTKI  atas tragedi kanjuruhan yang dibacakan oleh Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malam, Prof. M. Zainuddin, Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, dan Rektor Universitas Zainul Hasan Genggong Kraksaan Probolinggo Dr. Abdul Aziz Wahab, yang juga Ketua Forum Pimpinan PTKIS se-Jawa Timur.


Dalam pernyataan tersebut ditegaskan bahwa Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kemanusiaan. Maka menjadi kenistaan jika ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan tragedi ini demi kepentingan sempit dan sesaat bagi kelompok tertentu.


“Menyerukan kepada pihak-pihak tertentu untuk tidak memanfaatkan tragedi ini demi kepentingan sempit dan sesaat bagi kelompok tertentu, di mana hal itu merupakan perilaku “mengail keuntungan di atas kesedihan orang lain” yang sungguh nista,” bunyi pernyataan melalui rilis yang diterima NU Online.


PTKIS se-Jatim juga meminta perbaikan manajemen sepak bola secara profesional dengan menempatkan sepak bola sebagai bagian dari komitmen membangun persatuan dan martabat bangsa.


Berikut pernyataan sikap selengkapnya:


PERNYATAAN SIKAP ATAS TRAGEDI KANJURUHAN
UIN Sunan Ampel Surabaya
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
PTKIS Kopertais Wilayah IV Surabaya


Tragedi Kanjuruhan (1 Oktober 2022) bukan hanya tragedi sepak bola. Lebih dari itu, ia adalah tragedi kemanusiaan. Tragedi Kanjuruhan dengan korban jiwa sebanyak 125 orang, 406 orang luka ringan, 30 orang luka sedang, dan 29 orang luka ringan (berdasarkan keterangan Kadiv Humas Polri per 4 Oktober 2022) adalah tragedi yang mengoyak nilai-nilai kemanusiaan kita semua. Tidak ada satu event sepak bola yang memakan korban dengan jumlah yang begitu fantastis sepanjang sejarah sepak bola tanah air, bahkan dunia.


Sekalipun demikian, tragedi dan kesedihan ini tidak akan melemahkan dan memecah belah kita sebagai bangsa. Sepak bola adalah olahraga yang selama ini telah berhasil menyatukan kita sebagai bangsa di tengah dorongan segelintir orang yang hendak memecah belah dengan isu-isu agama, ras, suku, dan golongan. Ada saat-saat di mana kita berhadapan Antara satu dengan yang lain untuk memperoleh kemenangan. Namun, semangat persatuan kita sebagai bangsa pada akhirnya memanggil kita untuk bergandengan tangan saling menguatkan di saat saudara-saudara sebangsa kita sedang dirundung duka dan kemalangan dalam Tragedi tersebut.
 

Di sini, kami bersama menyatakan:

  1. Duka cita yang mendalam kepada korban dan keluarganya, baik yang meninggal  maupun yang luka-luka,  atas tragedi yang menimpa, karena tidak ada sepakbola yang lebih berharga dari nyawa manusia.
  2. Menyerukan kepada semua pihak untuk memperkuat solidaritas dan memberi  dukungan dan bantuan terhadap korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
  3. Menyerukan kepada pihak-pihak tertentu untuk tidak memanfaatkan tragedi ini demi kepentingan sempit dan sesaat bagi kelompok tertentu, di mana hal itu merupakan perilaku “mengail keuntungan di atas kesedihan orang lain” yang sungguh nista.
  4. Meminta kepada pihak-pihak terkait untuk memperbaiki manajemen sepak bola secara profesional dengan menempatkan sepak bola sebagai bagian dari komitmen membangun persatuan dan martabat bangsa.
  5. Memberi kepercayaan dan dukungan kepada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tuntas tragedi kemanusiaan ini dan mengambil langkah-langkah yang cepat dan tepat dalam rangka tegaknya kebenaran dan keadilan bagi semua pihak.
  6. Tragedi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Sepak bola atau olah raga apapun harus sportif. Sportivitas merupakan kesadaran yang selalu melekat, bahwa “lawan” bertanding adalah kawan yang diikat dalam pesaudaraan keolahragaan. Sportivitas juga merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat ksatria seorang olahragawan.


Semoga kita selalu dalam hidayah dan bimbingan-Nya, di tengah hiruk pikuk dan kegaduhan dunia saat ini.


Jawa Timur, 07 Oktober 2022


Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad. Dip. SEA., M.Phil., Ph.D
Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya

Prof. Dr. M. Zainuddin, MA.
Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag.
Rektor Universitas Zainul Hasan Probolinggo/
Ketua Forum Pimpinan PTKIS Jawa Timur


Editor: Muhammad Faizin