Daerah

Gerakan Jamaah Jaula Resahkan Masyarakat

NU Online  ·  Senin, 8 Februari 2010 | 01:48 WIB

Tegal, NU Online
Masayarakat Desa Slaranglor kecamatan Dukuhwaru Kab. Tegal mengalami keresahan sejak kehadiran jamaah Tabligh atau yang di kenal dengan nama jaula, pasalnya mereka cenderung egois dan mengisolir diri.

“Kedatangan mereka sebagai tamu tidak mencerminkan hal yang baik bahkan cenderung memprovokasi, dan ini nanti yang akan menimbulkan konflik,” ungkap seorang warga yang namanya tidak mau disebutkan usai mendatangi kelompok Jaula di musholla Ar-Ridwan, Kamis (4/2).<>

Ketua Tanfidziyah Pengurus Ranting NU Desa Slaranglor Ustadz Abdul Kholil kepada NU Online mengatakan, “Kedatangan mereka sebenarnya sudah kami duga, karena kami sudah mendapatkan informasi dari berbagai pihak, untuk itu sejak dari awal  kedatangan mereka kami sudah cegah untuk menghindari konflik di masyarakat, tetapi mereka tetap ngeyel katanya ingin berdakwah di Slaranglor selama 40 hari, padahal mereka tidak mendapatkan izin dari Bapak Kepala Desa, inikan menyalahi aturan dan mereka sebenarnya tidak berdakwah tetapi mencari pengikut,” katanya.

Kepala Desa Slaranglor Tadjan Susmadji saat di Konfirmasi NU Online membenarkan bahwa kedatangan jaula ke desa Slaranglor tidak diizinkan “Saya tidak mengizinkan bukan berarti ada tekanan dari berbagai pihak tetapi supaya tidak terjadi perseteruan di masyarakat, karena kedatangan mereka sebagi tamu,” ungkapnya

Rais Syuriyah NU Slaranglor Ustadz Solihudin saat ditemui di tempat kerjanya memaparkan, kebandelan mereka untuk tidak meninggalakan desa pertama, karena diback up oleh salah satu anggota YONIF 407 Tegal yang bernama Sudiro yang berpangkat kapten, yang merupakan kordinator jaula kab. Tegal, kedua ada indikasi akan merebut musholla sebagai basis pergerakan jaula, hal ini dikarenakan di lingkungan musholla tersebut sudah sudah ada 5 pengikut,” paparnya.

Rombongan jamaah Jaula yang datang ke Desa Slaranglor berasal dari kelompok Jakarta dengan jumlah 25 orang yang dipimpin oleh Amir Abu Bakar.

Setelah melalui proses diskusi yang cukup panjang dan menegangkan antara GP Ansor dan Jaula akhirnya mereka bersedia meninggalkan Desa Slaranglor pada Jum’at pagi (5/2).

Ketua GP Ansor Desa Slaranglor Tohari mengatakan "sebenarnya kami tidak mengusir tetapi mereka telah berbohong dan membodohi” Janjinya mereka akan pergi hari Kamis jam 17.00 tetapi sampai malam Jum’at masih menetap, kalau dibiarkan nanti keburu emosi masyarakat memanas,” tukasnya. (miz)