Daerah

Gus Zaim: Syarat Mutlak Pengurus NU Lulusan Pesantren

Rab, 15 April 2020 | 23:30 WIB

Gus Zaim: Syarat Mutlak Pengurus NU Lulusan Pesantren

Ngaji daring "Ngangsu Kaweruh" bersama Gus Zaim, Rabu (15/4) malam. (Foto: Dok. IPNU Lasem)

Kudus, NU Online
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lasem KH Zaim Ahmad mengungkapkan, syarat mutlak menjadi pengurus NU adalah lulusan pesantren. Sebab, ormas keagamaan NU lahir di pesantren. Oleh karena itu, harus dikembalikan lagi ke habitatnya. 

“Syarat mutlak menjadi kader apalagi pengurus NU adalah pernah mondok. Meskipun hanya dua hari. Ini berlaku bagi NU sendiri dan seluruh banom-banomnya, dari yang paling atas sampai paling bawah,” ujar Gus Zaim melalui siaran langsung Ngangsu Kaweruh melalui Instagram, Rabu (15/4) malam.

Dalam ngaji daring (online) bertema ‘Mengintip Kesantrian IPNU dari Jendela Pesantren’ yang diinisiasi oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Lasem ini, Gus Zaim menegaskan agar kita jangan sampai menyepelekan pesantren.

“Karena Presiden Jokowi juga telah mengistimewakan santri melalui Hari Santri Nasional,” tandas Gus Zaim, sapaan akrab cucu pendiri NU KH Ma’shum Ahmad Lasem ini.

Ia menambahkan, dengan belajar di pesantren dan menjadi santri, seseorang akan belajar menjadi orang yang sederhana. Sehingga, menurutnya, pengurus NU termasuk IPNU haruslah berasal dari kalangan santri.

“Menjadi santri itu belajar menjadi kawulo (hamba), biar tau rasanya menjadi wong cilik (orang kecil). Sehingga banyak anak kiai yang dipondokkan. Karena para kiai tidak ingin mereka saat kecil jadi pangeran, setelah besar jadi raja,” terangnya.

“Jadi, biar mereka rau rasanya menjadi orang biasa. Itulah kenapa kader NU termasuk IPNU harus santri. Karena, kalau tidak maka karakter kesantrian akan hilang,” sambung Pengasuh Pesantren Kauman Lasem ini.
 
Gus Zaim mengaku tidak sepakat jika para ketua yang memegang jabatan organisasi NU tidak berasal dari kalangan santri. Menurutnya, kualitas akademik memang penting. Namun, loyalitas terhadap NU itu jauh lebih penting dan perlu agar tidak pudar.

Ia berkisah, saat pemilihan anggota Ma’arif NU Lasem, ada dua kandidat yaitu seseorang yang menjabat di kepengurusan NU. Namun, secara akademik tidak lebih unggul dari kandidat satunya.

Sementara, lanjut dia, kandidat satunya lagi tidak memiliki pengalaman dalam berorganisasi NU. Akhirnya Gus Zaim saat itu lebih memilih kandidat yang memiliki pengalaman berorganisasi NU meski secara akademik kurang.

Pantauan NU Online, Ngaji daring yang dimoderatori Ketua PC IPNU Lasem Ahmad A’anun Ni’am ini berlangsung lebih kurang satu jam dengan diakhiri pesan Gus Zaim. “Bersemangat membangun NU melalui organisasi terkecil NU seperti IPNU, Insyaallah membawa berkah,” pungkasnya.

Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori