Daerah HARLAH NU

Harlah NU di Papua, Sederhana namun Khidmat

Rab, 2 Februari 2022 | 09:45 WIB

Harlah NU di Papua, Sederhana namun Khidmat

Pelaksanaan peringatan harlah NU di Jayapura, Papua, Rabu (1/2/2022)

Jayapura, NU Online

Peringatan Harlah Ke-96 Nahdlatul Ulama (NU) tahun 2022 di Kota Jayapura, Papua sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika pada tahun lalu (2021), Harlah NU diselenggarakan dengan cukup meriah dan dihadiri oleh hampir semua unsur badan otonom dan lembaga-lembaga di bawah naungan NU, kali ini NU Papua merayakannya dengan tasyakuran sederhana, namun tetap hikmat dalam suasana keakraban.


Pelaksanaan peringatan Harlah NU yang bertema Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama, Merawat Jagat Membangun Peradaban tersebut bertempat di Pondok ABG Pertapa (Anak Buah Gus Dur-Persudaraan Tanah Papua) Angkasapura, Jayapura, yang terletak di sisi depan rumah KH Toni Wanggai, Ketua PWNU Papua sekaligus anggota Majelis Rakyat Papua (MRP), pada Rabu (1/2/2022).

 

Acara dihadiri oleh pengurus NU Papua dan pengurus NU Kota Jayapura, GP Ansor Kota Jayapura, beberapa perwakilan badan otonom dan lembaga NU lainnya seperti LPBINU, LPBH NU, LP Ma'arif NU, LTN NU, Pergunu serta unsur NU kultural. Bahkan beberapa pendeta pun turut hadir seraya melengkapi suasana sukacita, penuh persaudaraan.


Kegiatan dimulai bakda shalat maghrib dengan diawali pembacaan Ratibul Haddad yang dipimpin oleh Rais Syuriyah PCNU Kota Jayapura KH Akhmad Thohirin. Diiharapan bahwa Nahdlatul Ulama ke depan mejadi semakin maju, senantiasa makin jaya berkhidmat untuk umat dalam semangat membesarkan organisasi NU, selalu dalam lindungan dan bimbingan Allah swt. Pihaknya saat ini sedang membangun Pondok Pesantren Tahfidz Bustanul Qur’an Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Karena itu ia sangat mengharapkan sinergi dari para dermawan dan seluruh Nahdliyin di manapun berada untuk membantu mewujudkannya.

 

Setelah itu, dilanjutkan dengan Laporan Panitia NU Papua Peduli Bencana Banjir dan Longsor di Kota Jayapura. Dalam laporan yang disampaikan oleh saudara La Ode M Rusliadi Suhi (Lamrus), Sekretaris Panitia NU Peduli sekaligus Sekretaris PCNU Kota Jayapura itu menguraikan aktivitas timnya yang dimulai sejak tanggal 9 Januari 2022  atau dua hari pasca bencana banjir dan tanah longsor. Laporan berupa proses menghimpun bantuan, menampung dan menyalurkan kepada korban yang membutuhkan sebanyak tiga tahap dengan total bantuan terkumpul sebesar Rp60.828.000,00 (Enam puluh juta delapan ratus dua puluh delapan ribu rupiah).

 

Tiga tahap penyaluran adalah pada tanggal 9 Januari 2022 sebesar Rp20.000.000. Tahap kedua tanggal 15 Januari 2022 sebesar Rp19.850.000, dan tahap ketiga pada tanggal 31 Januari 2022 sebesar Rp20.978.000.

 

"Sasaran penyaluran bantuan adalah warga nahdliyin, pengurus NU, lembaga pendidikan dan masjid-masjid yang paling terdampak. Di antaranya adalah uang tunai untuk tiga orang anggota LDNU Papua, satu buah genset untuk Masjid Al Ikhlas Organda, bantuan dana untuk Masjid Baitul Nurul Iman Youtefa dan Mushalla Nahrul Firdaus Kali Acai Kotaraja, empat buah notebook/laptop untuk menunjang operasioanal pendidikan, masing-masing dua unit di Pondok Pesantren Darul Ma’arif Abepura dan dua unit untuk Pondok Pesantren Al Hidayah Youtefa Abepura serta bahan makanan (sembako) dan uang tunai untuk beberapa warga nahdliyin kultural di Distrik Abepura," jelas Lamrus.

 

"Ucapan terima kasih pun tak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah bahu-membahu dalam membantu meringankan beban korban banjir yaitu NU Care-LAZISNU Kabupaten Sorong, NU Care-LAZISNU PCINU Hong Kong, IPNU-IPPNU Kabupaten Kaimana, NU Care-LAZISNU PCNU Kabupaten Mimika, LPBINU Papua dan PCNU Kota Jayapura dan tentunya PWNU Papua yang telah berkiprah aktif sejak awal," tandasnya.

 

KH Toni Wanggai menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Tim NU Papua Peduli atas dedikasi, tenaga, waktu dan pikirannya yang telah diberikan, sehingga semua rangkaian aksi sejak awal  hingga akhir Januari berjalan aman, lancar dan insya Allah mendapat Ridlo Allah swt.

 

"Berulang kali saya sampaikan dalam banyak kesempatan, boleh jadi yang masuk surga duluan adalah kita warga Nahdliyin di Papua, walaupun ilmu kita terbatas namun semangat perjuangan dan khidmat yang kita lakukan begitu istimewa karena berhadapan dengan kondisi alam yang menantang sebagai penjaga NKRI pertama di ujung timur Nusantara dan di kawasan Asia-Pasifik, benteng utama dalam mencegah masuknya paham radikalisme, separatisme bersama elemen anak bangsa lainnya," bebernya.

 

Kontributor: Joko Prayitno
​​​​​​​Editor: Kendi Setiawan