Daerah

IAIN Jember Segera Bertransformasi Jadi UIN

Sab, 29 April 2017 | 11:01 WIB

Jember, NU Online
Setelah berhasil naik status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember dua setengah tahun lalu, kini mereka telah mempersiapkan diri bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). 

Seakan berpacu dengan waktu, petinggi IAIN Jember terus berupaya memenuhi segala persyaratan untuk merealisasikan keinginan tersebut, baik dari sisi sumber daya manusia  maupun pembanguan fisik.

Menurut Rektor IAIN Jember, Babun Suharto, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam, Kementerian Agama sudah menyetujui kenaikan status IAIN menjadi UIN Jember. 

"Secara prinsip, sudah disetujui. Surat dari Kementerian Agama juga sudah kami terima. Tinggal melengkapi sejumlah persyaratan lain," ucapnya di Jember, Jumat (28/4).

Mantan Ketua PC GP Ansor Jember itu menambahkan, saat ini IAIN Jember memiliki 5 guru besar, 50 tenaga bergelar doktor, dan beberapa lainnya sedang menempuh pendidikan S3 baik di dalam maupun di luar negeri. 

Pada saat yang sama, sarana dan prasarana pendidikan terus dilengkapi, termasuk pembukaan sejumlah program studi baru. Dengan demikian, diharapkan perubahan status tersebut segera bisa diwujudkan. 

"Karena itu, saya butuh dukungan semua pihak, dan saya yakin dalam waktu tak terlalu lama, Jember bakal memiliki UIN," lanjutnya.

Di tempat terpisah, dukungan perubahan status tersebut datang dari Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin. Menurutnya, akan menjadi kebanggaan tensendiri bagi warga Jember jika perguruan tinggi yang embrionya digagas oleh kiai dan tokoh NU tersebut, kelak menjadi UIN. 

"Harapan kita semua, IAIN Jember bisa segera menjadi UIN," ucapnya.

Sebelumnya, tokoh NU Jawa Timur, Hasan Aminuddin saat bekunjung ke Jember  memberikan dukungannya terhadap rencana perubahan status IAIN Jember. Bahkan ia mengusulkan agar IAIN Jember membuka program-program studi yang menjadi peluang dan banyak dibutuhkan untuk menjawab tantangan zaman ke depan, seperti entepreneurship dan ekonomi kreatif. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)