Daerah

IIQ An Nur Yogyakarta Terus Berkembang, Mahasiswa Perlu Kuasai Keilmuan secara Holistik

Ahad, 11 September 2022 | 21:30 WIB

IIQ An Nur Yogyakarta Terus Berkembang, Mahasiswa Perlu Kuasai Keilmuan secara Holistik

Gedung Institut Ilmu Al-Quran An Nur Yogyakarta. (Foto: iiq.annur.ac.id)

Yogyakarta, NU Online

Ketua Yayasan Al Ma’had An Nur yang juga Mustasyar PWNU DIY, KH Yasin Nawawi, menyampaikan rasa syukurnya karena sampai saat ini IIQ An Nur Yogyakarta masih eksis dan dan terus berkembang sesuai misi dan visi pendirinya, yakni almarhum almaghfurlah H Nawawi Abdul Aziz.


Menuurut KH Yasin Nawawi, KH Nawawi Abdul Azis adalah sosok yang sangat visioner dalam pengembangan pendidikan. Salah satu pesan almarhum adalah IIQ An Nur tidak boleh mengalami kemunduran dalam berbagai hal.


"Kampus ini harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman," tutur Kiai Yasin menirukan Kiai Nawawi Abdul Aziz saat wisuda mahasiswa IIQ An Nur, Sabtu (10/9/2022).


Dalam sejarahnya, IIQ An Nur Yogyakarta merupakan perguruan tinggi pertama di Yogyakarta yang berbasis pesantren NU. Dalam kesempatan itu pula, ia memohon doa, restu, dan dukungan semua pihak agar IIQ An Nur ini dalam waktu dekat berubah statusnya menjadi universitas.


"Dengan harapan, kampus ini mencetak sejarah kembali, yakni satu-satunya dan pertama kalinya terdapat universitas di bawah naungan pondok pesantren berbasis Aswaja Annahdliyah di Kota Pelajar ini," ujarnya.


Ia menyebut menjadi sarjana di IIQ An Nur Yogyakarta adalah sarjana yang berani beda, karena sarjana di sini adalah sarjana sekaligus santri. Artinya, semua mahasiswa dan alumni di IIQ An Nur adalah mahasantri.


"Oleh karena itu, misi mahasantri di kampus ini adalah menjadi insan cendekia yang memiliki akhlak qurani, bermanfaat bagi agama, masyarakat, nusa dan bangsa. Maka salah satu ikrar alumni dalam mempertahankan Ahlussunnah wal Jamaah menjadi sangat penting dan inti," tambah KH Yasin.


Perwakilan Kopertais 3 Yogyakarta Moh Syuhada mengingatkan bahwa terkadang dunia industri saat ini lebih membutuhkan fresh graduate yang tidak melihat latar belakang sarjananya. Artinya, pendidikan ke depan harus mengembangkan keilmuan yang holistik dan multidisipliner. Hal itu akan menjadi kekuatan sekaligus tantangan bersama.


"Jika melihat sejarah Islam sendiri, sebenarnya Nabi dan para Rasul memiliki keilmuan yang holistik dan multidisipliner. Sebut saja Nabi Yusuf yang tidak hanya ahli agama, tetapi ahli perbankan kerajaan pada saat itu," terang Moh Syuhada.


Karena itu,  sarjana IIQ An Nur semestinya tidak hanya menguasai kemampuan ilmu agama semata, tetapi juga harus diimbangi dengan kemampuan praksis dalam menjawab realitas problematika kehidupan sehari-hari.

 

"Kopertais meyakini bahwa seluruh civitas akademika IIQ An Nur bisa membawa institusi ini semakin maju dan mengarah ke sana," tegas Moh Syuhada.


Pada prosesi wisuda kali ini, Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, Ahmad Sihabul Millah mewisuda sebanyak 125 wisudawan yang terdiri 47 putra dan 78 putri. Wisudawan berasal dari tiga fakultas, yakni 75 wisudawan dari Fakultas Tarbiyah, 26 wisudawan dari Fakultas Ushuluddin, dan 24 wisudawan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.


Kontributor: Ahmad Shofiyuddin Ichsan
Editor: Kendi Setiawan