Daerah

Jihad di Media Sosial Harus Dilakukan dengan Cara Berbeda

Sen, 5 Agustus 2019 | 15:30 WIB

Jihad di Media Sosial Harus Dilakukan dengan Cara Berbeda

Pelatihan Dasar Cyber oleh PC GP Ansor Banyumas.

Banyumas, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren El Madani, Banjarparakan, Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah, Gus M Rif'an Muhajirin menyerukan saatnya jihad dengan jari. Mengingat, saat ini dunia maya (digital) khususnya media sosial, mengharuskan jihad dengan cara yang beda. 
 
"Saya mengajak pada teman-teman Ansor Cyber Media atau ACM wajahidu bijariikum. Ayo kita jihad dengan jari-jari sahabat semua," katanya pada penutupan Pelatihan Dasar Cyber, Ahad (4/8). 
 
Dengan jihad bijariikum, maka tidak perlu lagi memanggul senjata. Cukup dengan handphone, tablet dan atau komputer. Semua itu, katanya, dilakukan untuk NU. Bagian dari rasa khidmah nyata pada organisasi yang sangat besar dan membawa berkah ini. 
 
"NU itu besar, kita ini kecil. Maka, mari kita depe-depe mendekat dengan cara khidmah kepada NU. Insyaallah sekecil apapun khidmah kita akan membawa kebaikan dan berkah bagi diri dan keluarga," ungkap Gus Rif'an.  
 
Diklat dasar cyber diselenggarakan sejak Sabtu hingga Ahad (3-4/8). Ini merupakan rangkaian diklat dasar yang digelar ACM Banyumas di bawah kordinasi Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Akan dilakukan diklat serupa di wilayah kecamatan lain se-Banyumas hingga menyeluruh sampai 2020. 
 
Wakil Ketua PC GP Ansor, Rochiman menegaskan supaya anggota baru ACM mengutamakan loyalitas dalam organisasi. "Sahabat-sahabat yang sudah mengikuti pendidikan ini harus memiliki loyalitas dan rela berkorban untuk organisasi. Semoga itu akan menjadi wasilah hidup berkah sampai anak cucu kita," harapnya. 
 
Secara umum, peserta diklat menerima materi mulai dari fotografi, sindikasi media, hingga pelatihan mengoperasikan drone. Ada juga pelatihan teknis menulis, baik berita pendek hingga, broadcast dan menulis caption. 
 
Diharapkan dengan diklat ini akan semakin banyak pegiat media sosial dari kalangan santri dan NU. Hal tersebut tentu demi semakin mengenalkan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah atau Aswaja an-Nahdliyah  di dunia nyata maupun maya. (Djito el-Fateh/Ibnu Nawawi)