Daerah

Ketua ISNU Kota Semarang Sebut Ulama Penjaga Kearifan Lokal

Ahad, 14 Juni 2020 | 09:00 WIB

Ketua ISNU Kota Semarang Sebut Ulama Penjaga Kearifan Lokal

Ketua PC ISNU Kota Semarang Prof Syamsul Ma'arif (Foto: Facebook/Syamsul Maarif)

Semarang, NU Online

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Semarang, Jawa Tengah Prof Syamsul Ma'arif menyebut ulama sebagai penjaga kearifan lokal yang mampu menjadi benteng penyebaran paham intoleran di negara Pancasila ini.

 

"Ulama dan tokoh masyarakat atau yang biasa disebut dengan istilah kiai dalam terminologi Jawa merupakan sumber, pelaku, dan penjaga kearifan lokal," kata Syamsul dalam Halal bihalal virtual bersama Gubernur Jateng dan tokoh lintas agama, Jumat (12/6) malam. 

 

Syamsul yang juga Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah mengungkapkan hasil penelitiannya semasa menjabat bidang penelitian di FKPT Jateng, dari tangan dingin dan keteladan mereka ajaran Islam mewujud menjadi agama yang menebar kasih sayang kepada semesta alam. 

 

Ini merupakan soft power approach lanjutnya, dalam mencegah terorisme yang tidak kenal situasi seperti saat Covid-19 ini.

 

“Berdasarkan data hasil penelitian FKPT tahun 2019, kearifan lokal terbukti ampuh untuk menghadang dan memutus ideologi paham radikal intoleran." ucapnya. 

 

Karena itu Syamsul mengajak seluruh komponen masyarakat melestarikan warisan luhur budaya bangsa sejak Nusantara ini masih dalam naungan para raja, "Oleh karena itu, mari bersama-sama menjaga dan melestarikan kearifan lokal," ajaknya.

 

Halal bihalal yang digelar secara daring tersebut mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Nasional Penanggangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar. Dia mengatakan, kondisi pandemi tidak membuat patah semangat namun justru mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan terus bergerak mengisi kemerdekaan. 

 

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu beradaptasi," ujarnya.

 

Rafli berharap sinergitas antara ulama dan umara terus dikuatkan untuk menangkal paham radikal intoleran yang dinyatakan sebagai kejahatan kemanusiaan yang luar biasa. Karena kata Rafli, terorisme tidak cukup dihilangkan dengan hukuman terhadap pelaku, akan tetapi lebih dari itu perlu pelurusan pemahaman terhadap ideologi yang salah tersebut. 

 

"Sehingga sinergitas alim ulama yang bijaksana dengan tokoh masyarakat sangat diperlukan dalam menjaga negara ini dari paham radikal-teror yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia," pungkasnya. 

 

Kegiatan yang berlangsung dengan memanfaatkan aplikasi Zoom ini dimulai pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB. Dimeriahkan dengan hiburan dari Keroncong Sekar Banawa dan Duta Damai Dunia Maya BNPT Jawa Tengah.

 

Halal bihalal diisi taushiyah oleh Mustasyar PBNU dan juga Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibien Leteh, Rembang KH Mustofa Bisri, diikuti Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar, Ketua FKPT Jawa Tengah Prof H Syamsul Ma'arif bersama sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Jawa Tengah di antaranya Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Daroji, Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh, dan lain-lain.

 

Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz