Ketua NU Bondowoso: Tahun Baru Islam Momentum Hijrah Perbaiki Kehidupan
Kamis, 20 Agustus 2020 | 09:30 WIB
Ketua PCNU Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, KH Abdul Qodir Syam (tengah) dalam sebuah acara di Bondowoso. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Bondowoso, NU Online
Terjangan virus Corona yang tak kunjung mereda, membuat perayaan pergantian tahun baru Islam 1442 Hijriah, tak begitu meriah. Misalnya yang terjadi di Pondok Pesantren Darul Falah, Desa Ramban Kulon, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Di pesantren yang diasuh oleh KH Abdul Qadir Syam ini, setiap pergantian tahun baru Islam, biasa digelar refleksi tahun baru dengan segala kemeriahan acaranya. Namun kali ini para santri hanya berkumpul di masjid membaca doa, itupun tetap memenuhi protokol kesehatan.
Menurut KH Abdul Qadir Syam, mewabahnya virus Corona membuat kemeriahan penyambutan tahun baru Islam, berkurang meskipun tak mengurangi substansinya. Sebab, jangan sampai terjadi karena ingin merayakan tanggal 1 Muharam 1442 Hijriah, lantas mengabaikan bahaya penyebaran virus tersebut.
“Untuk peringatan tahun baru Islam kali ini, para santri hanya berkumpul di masjid berdoa kepada Allah agar ke depan kehidupan lebih baik,” ujarnya di kediamannya, Kamis (20/8).
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bondowoso tersebut menambahkan, bulan Muharam merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah, meskipun waktu hijrah Nabi Muhammad bukan di bulan tersebut.
“Namun untuk evaluasi diri, hadirnya tanggal 1 Muharam laik jadi refleksi,” ucapnya
Dikatakan, pergantian tahun baru Islam adalah momentum yang tepat untuk memperbaiki kehidupan. Sebab, katanya, hitungan tahun Hijriah dimulai pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Madinah.
“Kalau dicermati lagi, di tempatnya Nabi Muhammad hijrah (Madinah) itulah beliau melakukan perubahan besar-besaran, hingga terjadi perbaikan kehidupan,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat di Makkah sebelum hijrah, dakwah Nabi Muhammad hanya meletakkan dasar-dasar keislaman, tidak banyak aksi. Aksi atau perubahan kehidupan yang lebih baik (islami) justru dilakukan Nabi Muhammad saat berada di Madinah. Perubahan di segala bidang baik keagamaan, ekonomi, kemasyarakatan, terjadi setelah Nabi Muhammad hijrah.
“Jadi pergantian tahun baru Islam juga bisa dimaknai kita hijrah dari kehidupan yang baik menuju kekehidupan yang lebih baik,” terangnya.
Saat ini, lanjutnya, bangsa Indonesia tengah dicengkeram wabah Corona. Maka diharapkan pergantian tahun baru Islam dapat mendorong umat Islam untuk semakin bersemangat melawan Corona. Sebab Corona ternyata membelenggu kehidupan masyarakat, hingga tidak bebas melakukan aktivitas.
“Sekarang Corona masih menjadi persoalan besar kita dan kita wajib memeranginya,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Perhatikan 4 Hal Ini Agar Amal Ibadah Diterima Allah
2
Khutbah Jumat: Pendidikan sebagai Kunci dalam Menggapai Impian
3
Khutbah Jumat: Bersemangatlah, Mencari Nafkah adalah Ibadah
4
Kongres XIII JATMAN Siap Digelar di Asrama Haji Donohudan Boyolali pada 21-22 Desember 2024
5
Khutbah Jumat: Merawat Alam Sebagai Wujud Kepatuhan Terhadap Perintah Agama
6
7 Hari Wafatnya Syekh Hisham Kabbani: Melihat Gerak Dakwahnya di Amerika
Terkini
Lihat Semua