Daerah

Ketua NU Jawa Tengah Ingatkan Tiga Kekuatan Utama NU

Rab, 31 Juli 2019 | 03:30 WIB

Ketua NU Jawa Tengah Ingatkan Tiga Kekuatan Utama NU

Setidaknya ada tiga kekuatan yang harus disadarai nahdliyin agar NU semakin memiliki khidmat.

Kebumen, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah  menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab). Kegiatan dipusatkan di SMK Ma’arif NU 1 jalan Kusuma No.75, Gunungmujil, Bumirejo, Kec. Kebumen, Selasa (30/7) 
 
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Mohamad Muzammil mengingatkan tiga kekuatan yang menyokong tegaknya jamiyah NU. 
 
"NU adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan Islam yang dianugerahi tiga kekuatan utama, yakni akidah Ahlussunah wal Jama’ah (Aswaja), ulama, dan jamaah atau nahdliyin," ucapnya.
 
Kia Muzammil menjelaskan, Aswaja adalah firqah an-najiyah yakni aliran yang selamat karena itba atau mengikuti Rasulullah SAW dan para sahabat. “Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansyur al-Maturidi,” ungkapnya. 
 
Menurutnya, secara ringkas kaum Muslimin bisa mengetahui Dzat Allah melalui akaid seket, atau akidah limapuluh. “Yang terdiri dari sifat wajib, sifat mustahil, sifat jaiz bagi Allah dan sifat wajib, sifat mustahil dan khususiyah Rasul-Nya Muhammad SAW," katanya.
 
Dalam praktik ibadah atau fiqih, lanjutnya, secara hukum mengikuti salah satu dari empat madzhab, yakni Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Syafi'i. Kemudian pada ilmu akhlak atau tasawuf mengikuti ajaran Imam al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi.
 
Kiai Muzammil melanjutkan, kekuatan kedua NU adalah para kiai, para alim atau ulama yang senantiasa melaksanakan pendidikan guna memberikan pemahaman Islam yang bersumber dari Al-Qur’an, alhadits, ijma’ dan qiyas. 
 
“Dan ketiga adalah jamaah, santri dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti para kiai dalam memahami dan mengamalkan Islam di dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat,” jelasnya. 
 
Dalam pandangannya, inilah yang harus terus dijaga dan dipertahankan oleh nahdliyin atau warga NU.
 
“Selama warga NU senantiasa memahami dengan baik dan mengamalkan ajaran Aswaja sesuai kemampuan dan keikhlasan, insyaallah NU tetap berkibar," tegasnya.
 
Di akhir sambutan Muskercab yang bertemakan Meneguhkan Kemandirian Jamaah dan Jamiyah Menuju Seabad NU, Kiai Muzammil mengingatkan untuk menjaga ukhuwah atau persaudaraan, utamanya sesama warga NU. 
 
"Bangsa ini akan semakin kokoh dengan terbentuknya jamiyah NU sejak tahun 1926, dan NU akan semakin jaya kalau kita jaga bersama ukhuwah nahdliyah, bersatu padu melaksanakan agenda yang sudah dimusyawarahkan dan ditetapkan oleh para ulama," tandasnya.
 
Sementara, Ketua PCNU Kebumen KH Dawamudin, memotivasi para peserta musyawarah dengan target hadirnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). 
 
"Setelah acara Muskercab ini, PCNU Kebumen juga mengadakan halal bihalal yang dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj," ringkasnya. (Rifqi Hidayat/Ibnu Nawawi)