Daerah

Ketua PBNU: Moderat itu Seperti Secangkir Kopi di Tengah Meja 

Jum, 9 Desember 2022 | 16:15 WIB

Ketua PBNU: Moderat itu Seperti Secangkir Kopi di Tengah Meja 

Ketua PBNU Prof Mohammad Mukri saat mengisi kegiatan Penguatan Moderasi Beragama bagi Pengurus MUI Provinsi Lampung di Hotel Horizon Bandarlampung, Jumat (9/12/2022).

Bandarlampung, NU Online
Bersikap moderat dalam berbagai hal menjadi sangat penting dalam aneka sisi kehidupan. Sikap moderat akan mampu menghantarkan setiap individu selamat dari berbagai hal negatif.

 

"Moderat itu seperti secangkir kopi di tengah meja. Akan lebih aman dibanding dengan cangkir kopi yang ada di pinggir meja," kata Ketua PBNU Prof Mohammad Mukri pada kegiatan Penguatan Moderasi Beragama bagi Pengurus MUI Provinsi Lampung di Hotel Horizon Bandarlampung, Jumat (9/12/2022).

 

Berbagai hal menurutnya akan cenderung lebih selamat jika berada di tengah dan disikapi dengan cara moderat. Hal ini juga sudah ditekankan dalam prinsip hidup umat Islam yang disampaikan oleh Rasulullah yakni "khairul umur ausathuha", sebaik-baik permasalahan adalah di pertengahan.

 

"Bicara wasathiyah (sikap moderat) bukan hanya dalam hal muamalah dan ibadah. Di berbagai hal harus memposisikan diri di tengah, termasuk moderat dalam siyasah (politik)," ungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung ini.

 

Sementara bicara tentang sikap moderat dalam berpolitik lanjutnya, bisa diukur dari penerimaan terhadap Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-undang Dasar 1945. Jika ada yang dengan gampangnya menyalahkan sistem pemerintahan di Indonesia yang plural ini, maka bisa dipastikan orang tersebut tidak moderat.

 

"Bicara tentang wasathiyah dalam beragama di Indonesia adalah paham Ahlussunah wal Jamaah yang banyak dianut oleh ormas keagamaan mainstream di Indonesia," katanya.

 

Ormas-ormas besar di Indonesia seperti NU, Muhammadiyah, dan ormas besar di Indonesia tetap kuat memegang prinsip trilogi ukhuwah (persatuan) yakni ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah atau insaniyah. Ketiga ukhuwah ini menurutnya tidak akan lepas dari setiap individu manusia.

 

“Walaupun tidak satu agama, tapi kita terikat dengan ukhuwah wathaniyah (satu negera). Walaupun tidak satu agama dan satu negara, tapi kita terikat dalam ukhuwah basyariyah (persatuan kemanusiaan),” katanya.

 

Trilogi ukhuwah tersebut saat ini penting diperkuat di tengah arus pergeseran zaman dan merebaknya paham-paham yang tidak toleran pada keragaman budaya yang sering muncul dari paham trans nasional.

 

"Mulai banyak kelompok-kelompok kecil yang merusak sinyal yang menjadikan keseimbangan dan kenyamanan terganggu," ungkapnya.

 

Oleh karenanya, sikap moderat atau wasathiyah harus terus digaungkan dan dipraktikkan agar kehidupan bisa selamat baik di dunia maupun akhirat.

 

Dalam kegiatan yang diikuti para pengurus MUI provinsi dan kabupaten ini hadirkan banyak narasumber di antaranya Kepala Kantor wilayah Kementerian Agama Lampung Puji Raharjo.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aiz Luthfi