Daerah

KH Abdullah Syamsul Arifin: Perbedaan itu Rahmat

Jum, 27 September 2019 | 19:00 WIB

KH Abdullah Syamsul Arifin: Perbedaan itu Rahmat

KH Abdullah Syamsul Arifin (Foto: NU Online/Ismadani Rofiul Ulya)

Jakarta, NU Online
Dari waktu ke waktu, semakin terasa perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lain, antara satu pihak dengan pihak lain. Namun, perbedaan sebenarnya adalah fitrah dan rahmat.
 
"Perbedaan (ihtilaf) di kalangan umat Islam bukanlah kali pertama terjadi. Ini tidak lain adalah rahmat sebagaimana qaul Nabi, ikhtilafu ummati rahmatun. Perbedaan yang ada pada umatku adalah rahmat," kata Katib Syuriyah PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin dalam pengajian yang diselenggarakan oleh Bukanagara Coffee di Kantor CIMB Niaga SCBD Sudirman Jakarta, Kamis (26/9) malam.
 
Ia menegaskan, pada dasarnya perbedaan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Bahkan, perbedaan sudah dijelaskan dalam hadist riwayat At-Turmudi bahwa pada hari akhir nanti umat Islam akan terbagi menjadi 73 golongan (firqah)
 
Pengasuh Pesantren Darul Arifin Jember ini menjelaskan, perbedaan akan selalu ada. Dan, yang menjadi sumber utama perbedaan bukanlah agama, melainkan kepentingan kekuasaan dan kepentingan ekonomi atau pendapatan. "Maka cara untuk memperkecil perbedaan itu adalah dengan memberikan pemerataan kesejahteraan (welfare state)," ujarnya .
 
Menyikapi perbedaan yang ada Kiai Abdullah mengutip pendapat Imam As Syafi’i yaitu al ittifaq fil ittihad atau(bersatu dalam kesamaan). "Dan jika hal tersebut tidak memungkinkan maka sikap yang harus diambil adalah al ikhtilaf fil ittihad, artinya bersatu dalam perbedaan," imbuh putra bungsu KH Syamsul Arifin ini.
 
Karenanya, ia mengajak jamaah untuk menanamkan nilai-nilai unity of religion. Mencari kesamaan dalam perbedaan selaras dengan ideologi Pancasila Bhineka Tunggal Ika. "Berbeda-beda, namun satu jua, demi mewujudkan persatuan Indonesia dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.
 
Pengajian yang dihadiri oleh lintas kalangan, baik dari mahasiswa pegawai swasta dan masyarakat umum dimulai dan berlangsung penuh hikmat. Sebelum memulai pengajian, jamaah diajak berdoa untuk keselamatan rakyat. dan agar Allah Swt menjaga bangsa Indonesia dari kelompok-kelompok yang ingin merusak persatuan dan kesatuan.
 
Kontributor: Ismadani Rofiul Ulya
Editor: Kendi Setiawan