Daerah

Kiai Samsul Maarif: Pengurus NU Harus Bisa Lakukan Perbaikan

Ahad, 31 Juli 2022 | 14:30 WIB

Kiai Samsul Maarif: Pengurus NU Harus Bisa Lakukan Perbaikan

Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma’arif saat Muskerwil II PWNU DKI Jakarta, Ahad (31/7/2021). (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Samsul Ma’arif mengajak seluruh jajaran kepengurusan NU di semua tingkatan se-DKI Jakarta agar bisa menjadi pelopor dalam gerakan kebaikan. Ia menyebutnya dengan istilah harakah islahiyah. 


“Semua pengurus harus bisa menjadi muslih, yaitu orang yang bisa melakukan perbaikan. Tidak cukup hanya sekadar menjadi seorang yang shaleh. Orang yang baik (shaleh) itu yang penting ikut organisasi. Tapi ikut memperbaiki,” ungkap Kiai Samsul dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) II NU DKI Jakarta di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Ahad (31/7/2022). 


Kiai Samsul sangat mengharapkan seluruh pengurus NU di DKI Jakarta pada semua tingkatan dapat menjadi orang yang muslih atau mereka yang gemar melakukan kebaikan dan perbaikan. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa menjadi pengurus NU sangat banyak risikonya.


Namun, Kiai Samsul optimis bahwa satu orang pengurus NU yang (muslih) mampu melakukan perubahan besar dengan berbagai perbaikan akan lebih dicintai oleh Allah, daripada ribuan  pengurus yang hanya baik (shaleh). 


"Ke depan, kita harus melakukan perubahan besar," tegas kiai kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 6 Mei 1969 dan jebolan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur itu. 


Kemudian Kiai Samsul memberikan syarat-syarat agar para pengurus NU dapat menjadi pelopor gerakan kebaikan, sehingga mampu melakukan perubahan-perubahan besar. Pertama, harus mempunyai sifat kesabaran. 


"Diomongin banyak orang, dikritik, dicaci maki, diomongin, difitnah, itu hal biasa. Maka yang harus kita pasang adalah pengurus harus sabar," ungkap kiai bergelar doktor dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu. 


Kedua, pengurus yang hendak melakukan perbaikan-perbaikan harus punya sifat lapang dada, pemaaf, dan tidak boleh membenci orang lain atau membalas kebencian dengan kebencian. Kiai Samsul menegaskan, seluruh pengurus harus bisa memberikan maaf semua orang. 


"Itu sebabnya hari ini, PWNU DKI Jakarta bersama-sama pengurus cabang serta melibatkan MWCNU membahas program dan aturan-aturan organisasi agar kita sepakati bersama. Mudah-mudahan saya punya keyakinan, pada waktunya NU di Jakarta akan baik dan terus berkembang," harap Kiai Samsul. 


Sebagai informasi, agenda Muskerwil II NU DKI Jakarta yang akan berlangsung selama satu hari penuh ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta H Marullah Matali. 


"Bismillahirrahmanirrahim, acara Muskerwil II PWNU Provinsi DKI Jakarta secara resmi saya nyatakan dimulai. Semoga Allah meridhai acara kita," ungkap Marullah, disambut tepuk tangan gemuruh hadirin. 


Ia berharap, Muskerwil II NU DKI Jakarta itu betul-betul menghasilkan putusan yang sangat didamba oleh masyarakat Jakarta dalam setahun ke depan. Lebih dari itu, Marullah berharap, program-program yang akan dihasilkan nanti dapat dijalankan dengan baik. Tak segan, ia pun menawarkan bantuan dukungan kepada PWNU DKI Jakarta.


"Apabila ada sesuatu yang perlu dikomunikasikan dengan pemerintah maka kami sangat siap untuk duduk bareng-bareng dengan PWNU, ini kalau saya berdiri atas nama pemerintah," ungkap Marullah yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta itu.


"(Tapi) selaku orang yang masuk bagian dari PWNU, insyaallah saya masih bisa memberikan dukungan-dukungan, sebisa saya dan semaksimal yang bisa saya berikan. Insyaallah kita dukung jalannya PWNU, PCNU dengan sebaik-baiknya," ungkap Marullah. 


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan