Daerah

Kisahkan Sosok Kiai Masruri Benda, Kiai Zulfa: Beliau Lembut Sekali

Sel, 2 Agustus 2022 | 12:30 WIB

Kisahkan Sosok Kiai Masruri Benda, Kiai Zulfa: Beliau Lembut Sekali

Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Musthafa saat mengisi mauidzah hasanah di Pesantren Al-Hikmah 2 Benda. (Foto: YT Alhikmah 2).

Brebes, NU Online
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zulfa Musthafa mengisahkan almaghfurlah KH Masruri Abdul Mughni, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah 2, Benda, Brebes sebagai sosok kiai yang lemah lembut.

 

“Masyaallah, (KH Masruri) lembut sekali,” katanya saat mengisi mauidzah hasanah peringatan Haul ke-11 KH Masruri bin H Abdul Mughni dan Haul ke-26 Nyai Hj Adzkiya yang digelar di Pesantren Al-Hikmah 2 Benda, Sirampog, Brebes, Sabtu (30/7/2022).

 

Kesantunan yang dimiliki oleh KH Masruri ia jumpai kali pertama pada tahun 2010. Saat itu, terang dia, Kiai Masruri tengah membacakan doa dalam suatu acara yang digelar di gedung PBNU.

 

“Waktu itu saya diamanahi KH Sahal Mahfudz sebagai Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU. Lalu pada suatu acara, KH Masruri diminta membacakan doa, saya mendengarkan doa beliau secara seksama,” kata kiai yang merupakan cucu kemenakan dari Syekh Nawawi Al Bantani itu.

 

Tak hanya itu, Kiai Zulfa juga mengisahkan bahwa dirinya berhaji di tahun yang sama dengan Kiai Masruri yakni pada tahun 2011. Tahun itu juga merupakan tahun di mana Kiai Masruri wafat dan dimakamkan di komplek pemakaman Baqi' Madinah al-Munawwarah.

 

“Kemudian di tahun 2011, saya kaget mendengar kabar beliau wafat, kebetulan saya haji bareng beliau. Jadi, itulah pertama kali bertemu di PBNU dan itu juga yang terakhir kali,” terang kiai kelahiran 7 Agustus 1997 itu.

 

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah yang juga putra pertama KH Masruri, KH Sholahuddin Masruri (Gus Sholah) dalam sambutanya menjelaskan, pesantren yang ditinggalkan Kiai Masuri merupakan amanah yang akan terus dipelihara. Ia bersama adik-adik serta anak cucu Kiai Masruri bertekad akan melanjutkan perjuangan melalui pendidikan pondok pesantren tersebut.

 

Untuk itu, mewakili keluarga besar KH Masruri yang telah meninggalkan 17 putra putri dan 49 cucu, Gus Sholah senantiasa meminta doa dan dorongan demi melanjutkan cita-cita dan kecintaan Kiai Masruri terhadap ilmu.

 

“Sebab pesantren itu kata beliau (Kiai Masruri) ‘Pesantren itu amanah bukan harta warisan’,” ujar Gus Sholah.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi