Daerah

Kualitas Materi Khutbah Jumat Berpengaruh pada Kualitas Kehidupan Masyarakat

Sel, 23 Februari 2021 | 11:05 WIB

Kualitas Materi Khutbah Jumat Berpengaruh pada Kualitas Kehidupan Masyarakat

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung H Taufik Qurrahim. (Foto: NU Online/ Faizin)

Pringsewu, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung H Taufik Qurrahim mengatakan bahwa di antara momentum strategis dalam pembinaan umat Islam dalam kehidupan sehari-hari adalah pada momentum khutbah Jumat. Ibadah yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang sudah baligh ini harus dimaksimalkan potensinya dengan menyampaikan materi khutbah yang berkualitas.


“Para khatib selain harus paham dengan syarat dan rukun khutbah, juga harus peka terhadap kebutuhan jamaah. Materi yang disampaikan harus menarik dan mempertimbangkan sisi psikologis dari jamaah yang ada di depannya,” ungkapnya, Selasa (23/2) di kediamannya.

 

Sisi psikologis yang dimaksud oleh H Taufik semisal terkait dengan latar belakang jamaah, tingkat pendidikan, dan keragaman suku dan budaya. Jangan sampai misalnya bahasa yang digunakan saat khutbah terlalu tinggi dan eksklusif, dengan memakai istilah yang jarang didengar jamaah sehingga mereka tidak memahami.


H Taufik yakin bahwa kualitas materi yang disampaikan dalam khutbah oleh para khatib akan berpengaruh signifikan dalam pembentukan karakter dan pola pikir umat Islam khususnya dalam memahami esensi dari beragama.

 

Semakin sejuk materi-materi yang disampaikan para khatib, maka menurutnya akan semakin sejuk dan berkualitas kehidupan masyarakat dan akan memberi pengaruh besar pada turunnya keberkahan Allah SWT dari langit.


Apalagi di tengah perkembangan teknologi saat ini, umat Islam membutuhkan panduan dan pencerahan dari para tokoh agama agar tidak terjerumus dalam pemahaman agama yang sempit. Pola beragama yang keras, radikal, dan mengarah pada ekstremisme bahkan terorisme yang banyak di temui di dunia maya, harus diimbangi dengan kontra narasi yang mengarah pada perdamaian.


“Para khatib harus memiliki koleksi materi khutbah yang variatif selaras dengan situasi perkembangan zaman. Namun walau saat ini sudah masuk di era digital, kita masih banyak menemui khatib-khatib khususnya di daerah yang sangat terbatas dalam mengakses pengayaan materi-materi khutbah,” ungkapnya.


Menurutnya masih dijumpai, khatib di satu tempat yang memiliki hanya satu buku materi khutbah yang disampaikan kepada jamaah berulang-ulang. Tentu kondisi ini belum bisa memaksimalkan potensi khutbah dan harus dicarikan solusinya.


Kondisi ini disikapi PCNU Pringsewu dengan mendistribusikan materi khutbah Jumat melalui metode digital dan mencetak buku khutbah. Setiap pekannya, masyarakat khususnya khatib disuguhi dengan materi yang sudah didesain dalam format file pdf dan disebarkan melalui media sosial. Materi berseri ini akan memudahkan para khatib untuk mencetaknya secara mandiri untuk selanjutnya disampaikan ke jamaah.


Selain itu, PCNU Pringsewu juga sudah menerbitkan buku Antologi Khutbah Jumat Pilihan yang di dalamnya memuat materi Islam Rahmatan lil Alamin. Selain khutbah Jumat, buku ini juga berisi khutbah beberapa momentum khusus seperti khutbah Idul Fitri, Idul Adha, Istisqa, dan gerhana baik matahari maupun bulan.


Dengan langkah ini, PCNU Pringsewu berharap momentum khutbah Jumat akan menjadi oase untuk membentuk umat yang tetap berada dalam jalur beragama yang moderat dan sesuai petunjuk Al-Qur’an, hadits, ijma’ dan qiyas.


“Dan penting pula, khatib untuk mempertimbangkan situasi dan kondisi. Jangan sampai menyampaikan khutbah panjang-panjang sehingga jamaah malah tidak mengambil intisari dari khutbah. Apalagi di era pandemi saat ini, khutbah harus ringkas dan berkualitas,” pungkasnya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR