Daerah

LPBI Banten Bertahan Bantu Warga Terdampak Banjir di Lebak

Sen, 13 Januari 2020 | 12:00 WIB

LPBI Banten Bertahan Bantu Warga Terdampak Banjir di Lebak

Relawan Pengurus Wilayah Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Banten saat menyalurkan bantuan di sejumlah titik kawasan terdampak banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, Senin (13/1).

Jakarta, NU Online
Pengurus Wilayah Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten masih bertahan di sejumlah titik kawasan terdampak banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, Senin (13/1). Para relawan berjibaku membantu warga di tempat-tempat pengungsian antara lain di Kecamatan Cipanas, Kecamatan Cimarga, dan Kecamatan Sajira. 

Ketua LPBI PWNU Banten Sehabudin mengatakan, dua pekan pasca terjadinya banjir di Kabupaten Lebak, relawan NU Peduli bersama LPBI PWNU Banten masih terus melakukan kegiatan-kegiatan sosial bersama masyarakat. Kegiatan itu antara lain menyalurkan logistik, membersihkan rumah-rumah warga, pesantren, majelis taklim, serta membuat dapur umum, dan jembatan sementara penghubung antar satu desa ke desa lain. 

Ia menuturkan, meski banjir bandang sudah tidak terjadi namun cuaca ekstrim masih menyelimuti kawasan Lebak, Banten. Selain itu, ribuan masyarakat masih membutuhkan uluran tangan sebab warga terdampak banjir bandang tersebut sudah tak memiliki apa pun. 

“LPBI Banten masih melanjutkan ikhtiar kemanusiaan untuk Lebak tercinta, bantuan diserahkan kepada masyarakat salah satunya kemarin di Kampung Kadu Luhur dan Kampung Pasir di Kecamatan Cimarga,” kata Sehabudin melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online, Senin (13/1). 

Ia menegaskan, LPBI PWNU Banten berkomitmen membantu seluruh warga terdampak banjir dengan berbagai upaya dan usaha yang dapat dilakukan. Menurut dia, tanpa diminta oleh siapa pun NU pasti bergerak. Sebab, masalah kebencanaan dan kemanusiaan termasuk fokus LPBI PWNU Banten dalam melakukan pengabdiannya. 

“Berkhidmat di NU bebas ruang dan waktu, lintas strata, tidak membedakan kuantitas dan selalu mengedepankan kualitas dan nilai. Jadi siapa dan apa serta kapan tidak masalah asal jangan tanya  ‘mengapa’,” tuturnya. 

Sebelumnya terkait banjir bandang yang melanda 30 desa 6 kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, pemerintah daerah (pemda) sendiri telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor sejak 1-14 Januari 2020. 

Penetapan status tersebut itu tak lepas dari dampak besar yang dirasakan masyarakat di 6 kecamatan di Lebak akibat bandang dan tanah longsor. Dari total enam kecamatan, terdapat 30 desa turut terdampak. 

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), keenam kecamatan itu adalah Sajira, Maja, Cipanas, Curug Bitung, Cimarga, dan Lebakgedong. Akibat bencana yang terjadi pada Rabu (1/1/2020) itu, sedikitnya 10 korban meninggal dan 1 orang dinyatakan hilang.

Sementara, total pengungsi mencapai 3.227 KK (kepala keluarga) yang tersebar di delapan pos pengungsian. Sedangkan jumlah bangunan rusak mencapai 3.105 unit, meliputi 1.410 rumah rusak berat, 421 rusak ringan, dan 1.110 rumah terdampak lumpur. Kemudian disusul kerusakan pada 19 sarana pendidikan, 27 kantor pemerintahan, 28 unit jembatan, dan jalan amblas dengan kedalaman 40 meter. 

Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Muchlishon