Daerah

Ma’had Aly Nuris Jember Siap Cetak Kader Aswaja yang Andal

Sab, 31 Oktober 2020 | 02:30 WIB

Ma’had Aly Nuris Jember Siap Cetak Kader Aswaja yang Andal

Kegiatan perkuliahan Ma’had Aly Nuris Jember di ndalem pengasuh. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Semangat Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur untuk mencetak kader Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja)  yang tangguh, tak pernah surut. Selain melakukan penggemblengan khusus terhadap para santri terkait pendalaman Aswaja, cara berdialog dan sebagainya, Pesantren Nuris juga mendirikan Ma’had Aly. Bahkan sudah sebulan ini, Ma’had Aly Nuris beroperasi, dengan mengambil jurusan aqidah (Asy’ariyah) dan filsafat Islam.


Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Jember, Gus Robith Qashidi pendirian Ma’had Aly dimaksudkan untuk mendidik dan mencetak generasi muda NU dengan pemahaman agama yang utuh dalam bidang fiqih, akhlak, terutama aqidah.


Katanya, Ma’had Aly Nuris mempersiapkan kader pejuang aqidah Aswaja yang dapat mewarisi tradisi Islam rahmatan lil alamin dengan bekal ilmu yang memadai. Dengan begitu, alumnus Ma’had Aly Nuris diharapkan unggul dalam menghadapi persaingan global di masa depan untuk melanjutkan amanah pendidikan dan menciptakan sumber daya manusia (SDM)  yang berkualitas.


“Tidak hanya paham Aswaja, tapi juga punya wawasan yang luas terkait pengembangan Aswaja, dan sebagainya,” jelas Gus Robith kepada NU Online di kediamannya, Jumat (30/10).


Alumnus Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir itu mengaku optimis dengan prospek Ma’had Aly karena merupakan perpaduan perguruan tinggi dan pesantren yang mengajarkan ilmu dan adab. Tidak seperti perguruan tinggi biasa yang hanya mengedapankan ilmu.


“Kurikulum yang diajarkan juga 80 persen menggunakan kitab kuning ditambah dengan materi-materi kekinian,” ulasnya.


Dewasa ini, lanjut Gus Robith, pencetakan kader-kader Aswaja yang mumpuni perlu mendapat perhatian. Sebab, serangan terhadap Aswaja kian kencang. Mereka selalu berusaha mementahkan keyakinan masyarakat terkait amaliah NU yang dijalaninya. Caranya adalah menyalahkan dan menjelek-jelekkan amaliah NU dengan dalil yang sangat dangkal; bahkan terkadang menyodorkan ayat Al-Qur;an dengan tafsir yang sesat dan menyesatkan.


“Kami ingin punya kader Aswaja yang betul-betul mahir kitab kuning dan per-Aswaja-an. Tujuan kami tentu bukan untuk berdebat, namun sebagai pencerah di tengah-tengah masyarakat agar tidak terpapar propaganda gerakan radikal,” uraimya


Gus Robith menambahkan, dirinya sudah lama mengimpikan Pesantren Nuris memiliki lembaga pendidikan setingkat perguruan tinggi itu. Sebab, alumnus SMK, SMA, dan MA Nuris juga perlu disediakan lembaga pendidikan lanjutan di almamater yang sama agar berskesinambungan ‘sanad’ keilmuannya, khususnya terkait Aswaja.


“Kami punya komitmen untuk terus mencetak kader Aswaja yang mumpuni,” jelasnya.


Ma’had Aly Nuris didukung oleh 25 muallim atau disebut dosen di perguruan tinggi, dengan kualifikasi pendidikan magister dan doktoral yang siap membimbing mahasantri.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin